Sudah tiga hari ini kami sudah berjualan untuk mendapatkan penghasilan buat kebutuhan makan anak istri
Biak (ANTARA) - Kegiatan perekonomian di pasar dan pusat keramaian di Biak Numfor hingga Sabtu, pukul 18.00 WIT, kembali normal pascademo damai masyarakat Papua menolak aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jatim, 20-22 Agustus lalu.
"Berjualan kebutuhan bahan pokok sudah lancar karena tidak ada lagi aksi demo damai masyarakat Papua menolak rasisme," kata Darmis, salah satu penjual minuman di Biak, Sabtu.
Sebagai pedagang kecil, pendapatan dirinya bergantung dari hasil penjualan makanan di tempat itu.
Ketika terjadi aksi demo masyarakat adat Papua, lanjut Darmis, sebagian besar pedagang menutup tempat berjualan karena takut dilempar oknum pengunjuk rasa yang melewati jalan di dekat tempatnya berdagang.
"Sudah tiga hari ini kami sudah berjualan untuk mendapatkan penghasilan buat kebutuhan makan anak istri," kata Paulus, seorang pedagang lainnya di daerah itu.
Ia berharap, tidak ada lagi aksi demo warga sehingga dia bisa mencari uang dari hasil berjualan makanan.
Pada kesempatan sebelumnya, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap mengakui aktivitas warga setempat sudah normal. Mereka sudah melakukan kegiatan perekonomian di berbagai pusat pertokoan dan pasar di daerah itu.
"Pemkab Biak Numfor sudah menerima aspirasi masyarakat adat Papua yang menolak rasisme, radikalisme, dan intoleransi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jatim," ujar dia.
Ia mengharapkan semua fasilitas perekonomian warga Biak sudah kembali normal dan penjual telah beraktivitas melayani kebutuhan bahan pokok dan makanan.
"Biak harus senantiasa aman dan nyaman sehingga menjadi tempat kunjungan wisatawan ke daerah," kata Bupati Herry Ario Naap.
Hingga pukul 18.30 WIT, beberapa pedagang sayur, makanan gorengan, ikan, pertokoan, peralatan motor telah membuka dagangan dengan aman dan lancar.
Baca juga: Tokoh masyarakat Papua di Jakarta harap pelaku rasis segera terungkap
Baca juga: Paguyuban di Papua tolak sikap rasis
Baca juga: Internet di Papua dan Papua Barat masih diblokir
Pewarta: Muhsidin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019