Magelang, (ANTARA News) - Kampanye lingkungan hidup dengan melaksanakan penghijauan di sejumlah daerah termasuk kawasan Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dilakukan sebagai salah satu pengamalan ajaran Buddha Gautama saat merayakan Trisuci Waisak.
"Ini penerapan ajaran dharma, kewajiban kita tidak hanya sembahyang tetapi juga membangun hubungan harmonis dengan sesama dan lingkungan alam," kata Dirjen Bimas Buddha Departemen Agama, Budi Setyawan, saat penyerahan secara simbolis pohon jati untuk penghijauan kawasan Candi Borobudur yang diterima Bupati Magelang, Singgih Sanyoto, di Magelang, Senin.
Serangkaian dengan perayaan Waisak 2008 yang diselenggarakan Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI), umat Buddha Indonesia menyumbangkan sekitar seratus ribu bibit pohon jati untuk penghijauan hingga akhir tahun 2008 di sejumlah daerah seperti Pati, Kudus, Rembang, dan Magelang.
Bantuan bibit pohon jati dalam rangka Waisak 2008 untuk penghijauan di Magelang berjumlah seribu batang.
Puncak Waisak 2008 jatuh Selasa (20/5) pukul 09.11.08 WIB ditandai dengan meditasi detik-detik Waisak oleh umat bersama para biksu sangha KASI di pelataran Candi Mendut, sekitar tiga kilometer timur Borobudur dan selanjutnya prosesi jalan kaki melewati Candi Pawon dan berakhir di pelataran Candi Borobudur.
Ia menyatakan masyarakat wajib memelihara kelestarian alam. "Kalau kita memerkosa alam nanti gantian alam akan memerkosa hidup kita, maka alam harus dijaga," katanya.
Wakil Panitia Pusat Waisak 2008, Arya Candra mengatakan, selama dua tahun terakhir KASI menyelenggarakan perayaan Waisak, selalu melaksanakan program penghijauan sebagai pelaksanaan ajaran Sang Buddha.
Perjalanan hidup Sidarta Gautama sejak lahir hingga wafat, katanya, selalu terkait dengan alam.
"Buddha lahir di alam terbuka di Taman Lumbini, memeroleh pencerahan Bodhisatwa di bawah pohon bodi, mengajar di Taman Rusa, dan wafat di bawah pohon, di alam terbuka juga," katanya.
Penghijauan yang dilakukan umat Buddha saat Waisak, katanya, sebagai bagian pelaksanaan ajaran Sang Buddha tentang kebajikan.
"Hari Waisak, semua umat berlomba membuat kebajikan untuk orang banyak," katanya.
Bupati Sanyoto menyatakan selamat kepada umat Buddha yang merayakan Hari Waisak 2008. Perayaan Waisak, katanya, bukan sekadar merayakan tiga peristiwa penting dalam agama Buddha yakni lahirnya Sidharta Gautama, Sang Buddha mendapatkan pencerahan, dan wafat Sang Buddha. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008