Pontianak (ANTARA News) - Sebanyak 562 dokter yang melakukan praktek di Kalimantan Barat akan membebaskan atau menyumbangkan jasa konsultasi medisnya sebagai bhakti profesi bagi bangsa pada Rabu, 21 Mei mendatang. "Dari 625 dokter yang tergabung dalam IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kalbar, sekitar 90 persen yang praktek siap melakukan hal itu sementara sisanya tidak aktif praktik karena fokus di manajemen kesehatan baik di birokrat maupun rumah sakit," kata Ketua IDI Kalbar, dr HM Subuh di Pontianak, Senin. Menurut dia, meski tidak wajib, namun dokter yang masih memungut jasa konsultasi untuk kepentingan pribadi diharapkan akan mendapat sanksi moral. "IDI juga akan memberi catatan khusus terhadap dokter yang masih bersikap seperti itu," katanya. Dokter, lanjutnya, tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejumlah tokoh kebangkitan nasional berprofesi sebagai dokter seperti dr Tjipto Mangunkusumo dan dr. Douwes Dekker. Kebangkitan nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Budi Utomo, yang didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh dr Sutomo dan sejumlah rekannya sewaktu menyelesaikan pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) Jakarta menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. "Momentum bhakti dokter itu bersamaan dengan peringatan satu abad Kebangkitan Nasional," kata HM Subuh. Ia menambahkan, sumbangan dari jasa konsultasi medis setiap dokter akan dimasukkan ke dalam rekening peduli IDI Kalbar. Dana yang terhimpun akan digunakan untuk kegiatan sosial yang berkaitan dengan program IDI selama satu tahun misalnya operasi bibir sumbing atau pengobatan gratis kepada masyarakat miskin. Pasien tetap membayar biaya obat-obatan yang harus ditebus karena tidak termasuk jasa konsultasi medis. Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Dr dr Fachmi Idris mengatakan, bila semua dokter membebaskan biaya jasa medisnya pada 21 Mei mendatang maka sumbangan yang diberikan profesi kedokteran kepada masyarakat diperkirakan sebesar Rp12,5 miliar sampai Rp20 miliar. Perkiraan itu dihitung berdasarkan asumsi pasien penyakit rutin yang satu hari jumlahnya 10 persen hingga 15 persen dari jumlah penduduk sebanyak 220 juta, serta jumlah pasien yang berobat di sarana pelayanan kesehatan sebanyak 30 persen dari jumlah penduduk. Mereka rata-rata membayar biaya konsultasi dokter sebesar Rp50 ribu per pasien.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008