HCM City (ANTARA News) - Kementrian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan merencanakan mengurangi volume ekspor berasnya sampai 2020 guna menjamin ketahanan pangan nasional. Ekspor beras akan diturunkan menjadi 4,3 juta ton pada 2015 dan 3,8 juta ton pada 2020, menurut harian Vietnam News. Total hasil padi negara itu pada 2010 akan dinaikkan menjadi 37,58 juta ton dan akan mencapai 39,63 juta ton pada 2020 untuk memenuhi permintaan pangan penduduk, yang diperkirakan akan mencapai 98,6 juta pada tahun itu. Menurut kementrian tersebut,4,2 juta ha padi saat ini memproduksi sekitar 36 juta ton beras setiap tahun. Areal persawahan akan dipertahankan guna menjamin permintaan pangan. Keputusan yang dibuat tersebut antara lain dikarenakan pertumbuhan penduduk dan buruknya panen karena bencana alam, penyakit tanaman serta cuaca, kata para ahli seperti dikutip VNA. Strategi pemerintah tersebut juga termasuk perlindungan lahan pertanian dan riset pada padi baru dan teknologi pertanian yang maju, kata Profesor Bui Chi Buu, gubernur Southern Agricultural Science Instutute. Buu mengatakan bahwa tehnik penanaman baru akan meningkatkan produktivitas dan membantu para petani memperoleh ilmu pengetahuan yang diperlukan. Solusi lainnya untuk ketahanan pangan adalah menciptakan bibit-bibit baru yang akan menghasilkan lebih dari empat juta ton per ha. Buu juga mengatakan bahwa Mekong River Delta cukup potensial untuk meningkatkan hasil panen menjadi enam sampai tujuh ton per ha dari saat ini 4,8 ton per ha. Tahun lalu Vietnam mengekspor 4,5 juta ton beras dan menghasilkan devisa 1,4 juta dolar AS. Tahun ini negara itu merencanakan mengekspor jumlah yang sama tetapi nilainya diperkirakan mencapai 1,7 miliar dolar AS.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008