Surabaya (ANTARA News) - Kebakaran Kapal Motor (KM) Dharma Kencana I milik PT Dharma Lautan Utama di Perairan Samuda, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu (18/5), diduga akibat putung rokok penumpang yang dibuang sembarangan.Pernyataan itu disampaikan Direktur Utama PT Dhama Lautan Utama, Ir Bambang Haryo kepada wartawan di Surabaya, Senin, terkait musibah kebakaran yang menimpa salah satu armada kapalnya."Dugaan sementara, penyebabnya adalah putung rokok yang tidak dimatikan dan kemudian menyebabkan terbakarnya material lain. Tapi soal kepastiannya, masih dalam penyelidikan," katanya.Api yang awalnya kecil kemudian membesar dan merembet ke dalam kabin penumpang. Namun, api mampu dilokalisir dan tidak merembet ke ruang lainnya, termasuk mesin dan dek kendaraan. "Kami juga memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Semua penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat, meski ada sekitar 46 penumpang yang mengalami luka ringan," kata Bambang Haryo menambahkan. Saat musibah terjadi, KM Dharma Kencana I yang menempuh rute Surabaya-Semarang-Sampit membawa sekitar 720 penumpang dan 22 Anak Buah Kapal (ABK) serta 35 kendaraan roda empat atau lebih. Akibat kebakaran itu, PT Dharma Lautan Utama selaku pemilik kapal mengalami kerugian sekitar Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. "Yang terpenting bukan soal kerugian, tapi keselamatan penumpang yang lebih kami utamakan. Kami salut dengan kerja keras para ABK yang dengan cepat melokalisir api dan menyelamatkan para penumpang," katanya. "Kami minta maaf atas musibah ini, dan seluruh penumpang yang mengalami cedera sudah mendapat perawatan dengan baik," katanya. Soal adanya dugaan sabotase dalam musibah kebakaran itu, Bambang Haryo dengan tegas membantahnya. "Tidak ada sabotase, penyebabnya murni faktor eksternal, karena kondisi kapal layak laut dan memenuhi standar keselamatan," kata Bambang Haryo menegaskan. KM Dharma Kencana I yang beroperasi sejak 1989, pada September 2007 lalu telah menjalani pemeriksaan ulang Departemen Perhubungan dan dinyatakan layak laut. Kapal ini juga digunakan Dephub saat kampanye keselamatan transportasi laut di Banjarmasing pada 2007 lalu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008