Solo (ANTARA News) - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) akan membangun sebanyak 14 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), sebagai upaya penyediaan sumber energi yang terbarukan. Hal tersebut disampaikan Gubernur Jateng, Ali Mufiz, saat membuka "Asia Pasific Conference on Science, Engineering dan Technology 2008" di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin. Menurut dia, PLTMH merupakan cara penyediaan energi yang murah dan ramah lingkungan. "Dana yang dibutuhkan untuk membangun PLTMH ini tidak lebih dari Rp10 miliar. Salah satunya sudah berdiri di wilayah Pekalongan," katanya. Menurut dia, PLTMH ini merupakan satu dari sejumlah upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan kekayaan sumber daya di Jateng dalam rangka pemenuhan energi yang terbarukan. Upaya lain yang akan dilakukan dalam penyediaan energi, lanjut dia, adalah memanfaatkan potensi angin dan ombak di wilayah Jateng Selatan, dengan membangun pembangkit listrik tenaga angin serta ombak. Selain itu, kata dia, terdapat pula potensi panas bumi di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang, yang juga dapat dikembangkan untuk penyediaan energi. Beberapa hal tersebut, lanjut dia, merupakan upaya penyediaan energi yang bersumber dari nonfosil. Ia juga mengatakan, Jateng juga masih memiliki potensi pengembangan sumber energi fosil, yang berupa minyak dan gas. Ia mencontohkan, Blok Cepu yang pada akhir 2008 ini diperkirakan sudah mulai berproduksi sekitar 20 ribu barel per hari. "Sebagai ladang minyak terbesar di Indonesia, Blok Cepu diperkirakan mampu berproduksi hingga 150 ribu hingga 180 ribu barel per hari," katanya. Selain minyak, kata dia, provinsi ini juga memiliki potensi gas alam yang terdapat di wilayah Cepu serta Pantai Utara Jawa. "Potensi-potensi tersebut, saat ini sedang menunggu negosiasi dari para investor asing. Namun yang terutama sebenarnya, dalam aplikasinya harus diterapkan teknologi yang ramah lingkungan," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008