Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia tengah merumuskan kerangka strategis yang mengadaptasi Konsensus Washington dan perkembangan ekonomi terkini bagi pertumbuhan berkesinambungan.
Demikian diungkapkan Michael Spence, Ketua Komisi Pertumbuhan dan Pembangunan, lembaga yang disponsori oleh Bank Dunia, pemerintah Belanda, Swedia dan Inggris, seperti dikutip dari situs resmi Financial Times, Senin.
Menurut ekonom peraih hadiah Nobel itu, proposal komisi yang akan diajukan diharapkan akan berguna untuk membantu negara-negara berkembang memperbaiki kebijakan dan strategi mereka dalam rangka percepatan laju pertumbuhan.
Komisi yang dibentuk pada 2006 itu didominasi oleh ekonom-ekonom papan atas dan mantan beberapa pengambil keputusan dari negara-negara berkembang, seperti Gubernur bank sentral China (PBC) Zhou Xiaochuan, Deputi Ketua Komisi Perencanaan India Montek Ahluwalia, Mantan Presiden Meksiko Ernesto Zedillo, mantan Menkeu Turki Kemal Dervis, dan Menkeu Afrika Selatan Trevor Manuel.
Menyusun sebuah proprosal kerangka strategis untuk pembangunan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Pada pertengahan 1990-an, para ekonom mendukung sebuah standar kebijakan pasar bebas, termasuk pembukaan bagi pasar bebas dan investasi, disiplin fiskal, privatisasi serta deregulasi, yang kemudian dikenal dengan Konsensus Washington.
Namun, gelombang krisis finansial pada akhir 1990-an, disertai kesuksesan strategi pembangunan khusus (idiosyncratic) di China dan India, seakan meragukan konsensus itu.
"Apa yang kita saksikan bukan berarti Konsensus Washington gagal total, namun dalam beberapa hal, formula yang diajukan tidak cukup berhasil," kata Spence.
"Tidak ada kebijakan yang selalu berhasil pada semua kondisi. Sebuah strategi yang efektif sifatnya `context specific`, `country specific` dan `time specific," katanya.
Proposal komisi itu tampaknya akan sangat berbeda dengan Konsesus Washington, terutama pada peranan pemerintah dalam pembangunan. "Saya kira peran pemerintah seperti diindikasikan oleh Konsensus Washington harus dipertimbangkan kembali. Peran itu terlalu sempit dan tidak cukup praktis," kata Spence.
Menurut mantan Dekan "Stanford Graduate School of Business" itu, peran masing-masing pemerintah akan selalu berubah. Hal-hal, yang bisa dengan mudah didelegasikan pada sektor swasta di Eropa dan Amerika, dapat menjelma menjadi sesuatu yang problematis jika struktur pasar dan kelembagaan belum berkembang.
Meski demikian, hal utama untuk pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan tetaplah merupakan integrasi pada ekonomi global.
Globalisasi memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan yang memungkinkan negara berkembang tumbuh lebih cepat dari negara maju, serta membuka pasar yang jauh lebih besar.
"Secara keseluruhan, hal penting yang bisa dilakukan negara maju untuk membantu negara berkembang adalah tetap membuka ekonomi global," ujarnya. Dengan demikian, negara-negara industri tidak boleh menerapkan aturan perdagangan yang sangat ketat dan "mengkompensasi fleksibilitas negara berkembang untuk mengubah strategi pertumbuhan mereka." (*)
Copyright © ANTARA 2008