- Dan Rangkaian Pertemuan Terkait Jakarta, 19 Mei 2008 (ANTARA) - Delegasi Indonesia (Delri), yang terdiri dari Departemen Keuangan dan departemen terkait, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pada 41 th ADB Annual Meeting 2008 atau Sidang Tahunan ADB 2008 (ST-ADB 08) yang dapat dikelompokan menjadi 3 kegiatan utama, yaitu: I. 41th ADS Annual Meeting 2008 Dalam acara Dewan Gubernur (business session), penyampaian Governor Statement Indonesia, Pertemuan Bilateral dengan Presiden ADB, dan Pertemuan Negara-negara Konstituen yang menjadi tanggungjawab Executive Director Indonesia di ADB, Pemerintah menyampaikan pandangan sebagai berikut: 1. Krisis sub-prime mortgage dan kenaikan drastis harga pangan serta sejumlah komoditas lainnya termasuk minyak Indonesia meminta ADB untuk menyiapkan program-program yang dapat meminimalkan dampak sub-prime mortgage dan dampak kenaikan harga terhadap negara-negara berkembang yang memiliki populasi rakyat miskin yang besar. Program tersebut hendaknya sinergi dengan program yang sama yang juga dilakukan oleh lembaga internasional lainnya seperti PBB dan Bank Dunia dan IMF, khususnya yang terkait dengan krisis pangan di negara berkembang dan pengamanan stock pangan jangka panjang. Sebagaimana misi ADB dalam Longterm Strategic Framework (LTSF) 2020 'An Asia and Pacific Free of Poverty', ADB diharapkan dapat memfokuskan programnya pada pembiayaan infrastruktur, climate change, kerjasama regional dan integrasi ekonomi Asia, penguatan sektor keuangan, dan pendidikan. Terkait dengan misi ADB memerangi kemiskinan sebagai bagian dari Millenium Development Goals (MDGs), negara-negara donor sepakat untuk memberikan kontribusi sebesar US$ 11,3 miliar. Berkenaan dengan perkembangan ekonomi global, Pemerintah menyampaikan komitmen pengelolaan kebijakan fiskal yang berhati-hati (prudent policy setting) dengan mencermati dampak negatif ekonomi global dan regional terhadap perekonomian nasional dan kelompok masyarakat miskin dan mengambil tindakan segera secara tepat ketika suatu kondisi memerlukan intervensi Pemerintah. 2. Peningkatan Modal ADB dan Reformasi ADB Indonesia, sebagai pemilik 5% saham ADB, mendukung rencana peningkatan modal dasar ADB (general capital increase) untuk membiayai peningkatan perkembangan pembangunan ekonomi negara-negara anggota di kawasan Asia termasuk Indonesia. Peningkatan modal diperlukan mengingat realisasi peningkatan pinjaman negara anggota yang sangat signifikan, khususnya pinjaman berbunga lunak, yang mendekati batas dana yang dimiliki ADB dan antisipasi kebutuhan pembiayaan di masa mendatang. Untuk meningkatkan efektifitas program ADB, Indonesia menekankan perlunya kontinuitas reformasi proses bisnis internal ADB melalui perbaikan kualitas sumber daya manusia manajemen dan staff ADB, dan penerapan performance based budgeting. 3. Pembiayaan ADB bagi Indonesia dan Status Indonesia sebagai Negara Berpendapatan Menengah ADB berkomitmen untuk meningkatkan nilai pinjaman bagi Indonesia, yang diperkirakan mencapai US$ 1,1 billion, dalam bentuk program loan (PL) atas climate change, infrastruktur, dan reformasi pemerintah pusat dan daerah. Indonesia lebih memilih pembiayaan PL karena berkaitan dengan peningkatan kapasitas instusi publik dan pencairan yang lebih fleksibel. Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia (GDP) dan kemampuan membayar utang, lembaga-Iembaga pembiayaan multilateral termasuk ADB mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah (middle income country) sehingga tidak layak untuk memperoleh akses pinjaman lunak ADB (ADF). Klasifikasi yang baru merugikan Indonesia mengingat populasi penduduk miskin yang masih tinggi. Indonesia meminta ADB untuk memberikan akses pembiayaan lunak atau program lainnya yang berhubungan langsung dengan peningkatan pendapatan penduduk berpendapatan rendah. 4. Indonesia Country Presentation Delri menjelaskan kondisi perekonomian terkini Indonesia yang tetap prospektif selama tahun 2008-2009. Walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi global, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 6-6,5% yang didorong oleh menguatnya permintaan domestik dan investasi. Disampaikan pula bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat yang tercermin dari stabilnya tingkat suku bunga Bank Indonesia dan nilai tukar rupiah serta peningkatan cadangan devisa. Diperkirakan kenaikan harga pangan serta komoditas lainnya berpeluang meningkatkan tekanan inflasi, namun Pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk menjamin agar tidak berdampak pada masyarakat miskin atau defisit anggaran. Disampaikan pula berbagai nilai tambah yang diperoleh investor seperti kemudahan menjalankan usaha, insentif investasi, dan peningkatan pelayanan Pemerintah sebagai kelanjutan dari reformasi birokrasi. 5. Penunjukan Indonesia sebagai Tuan Rumah ST-ADB 2009 dan Kegiatan Promosi Dewan Gubernur dari 67 negara anggota menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah ST-ADB ke-42 tahun 2009 di Bali tanggal 2-5 Mei 2009. Di akhir acara ST-ADB 2008, telah dilakukan penandatanganan MOU Penyelenggaraan Sidang antara Pemerintah Indonesia (Kepala BKF) dengan ADB (Sekretaris ADB). Delri juga melakukan pertemuan dengan penyelenggara dan instansi terkait berkenaan dengan penyelenggaraan sidang. Stand Indonesia melakukan pula berbagai kegiatan promosi kepada seluruh delegasi yang hadir (sekitar 3.000 orang) dengan memperkenalkan lokasi, fasilitas persidangan, dan pariwisata Indonesia. II. ASEAN Finance Ministers Meeting plus 3 (AFMM+3) ke-11 AFMM+3 dihadiri oleh para menteri keuangan ASEAN (seluruhnya 10 negara), China, Jepang, dan Korea, dan agenda sidang di antaranya membahas 2 issue utama, yaitu Chiang Mai Initiative (CMI) dan Asian Bond Market Initiative (ABMI). Dalam implementasi CMI (ditujukan untuk mengatasi kesulitan likuiditas jangka pendek dan sebagai tambahan kerjasama keuangan internasional yang ada), Indonesia menilai kawasan regional (ASEAN+3) memiliki kemampuan keuangan, kapasitas surveillance, dan saling mempercayai di antara negara anggota untuk membangun "in-house system" sebagai mekanisme perlindungan lapis kedua yang dapat memberikan dukungan finansial kepada negara anggota yang membutuhkan pada saat krisis keuangan menimpa salah satu negara anggota. CMI dilatarbelakangi oleh krisis keuangan 1 dekade yang lalu yang dipercaya dapat diminimalkan bila kesulitan likuiditas dapat ditanggulangi segera. Terkait dengan ABMI, yang bertujuan untuk menampung surplus dana Asia untuk kepentingan investasi di Asia, para menteri keuangan sepakat untuk meluncurkan New ABMI road map sebagai upaya untuk mempercepat penerbitan obligasi yang lintas batas negara berikut piranti sistem dan regulasi yang diperlukan. Para menteri keuangan memutuskan pula bahwa AFMM+3 tahun 2009 akan diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tanggal 3 Mei 2009 back to back dengan the 42nd ADB's Annual Meeting. III. Pertemuan Bilateral dan Investor Seminars Di sela ST-ADB 2008, Delri melaksanakan berbagai pertemuan dengan beberapa negara sahabat (Spanyol, UK, Perancis, Jerman, Swiss, dan AS), lembaga keuangan multilateral (ADB, IFC, JBIC, dan AFD), kalangan investor perbankan dan lembaga keuangan, lembaga pemeringkat (S&P dan Moody), dan media internasional (CNN, Reuter, dan Emerging Markets). Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk: (i) policy dialogue mengenai kondisi perekonomian dunia dan nasional; (ii) kondisi terkini perekonomian Indonesia beserta kebijakan yang diambil Pemerintah dalam rangka mengantisipasi ketidakpastian kondisi perekonomian dunia; (iii) pencarian alternatif pembiayaan pembangunan; (iv) upaya-upaya peningkatan kerjasama dan dukungan program pembangunan nasional terkait perubahan iklim, infrastruktur, dan reformasi birokrasi; dan (v) potensi dan insentif investasi di Indonesia. (Sumber : Press Release BKF)
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008