Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Senin pagi, melemah, menyusul aksi beli dolar pelaku pasar, namun posisinya masih di bawah Rp9.300 per dolar AS, setelah pada akhir pekan lalu bergerak naik. "Aksi beli dolar AS oleh pelaku pasar mengakibatkan rupiah terkoreksi, namun pembelian dolar AS tidak besar, karena sebagian pelaku masih berlibur," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.290/9.295 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.281/9.305 per dolar AS atau turun sembilan poin. Menurut dia, pasar saat didominasi aksi beli dolar AS dalam jumlah relatif tidak besar, aktivitas pasar juga kurang ramai. Meski demikian pasar tetap buka sampai penutupan sore hari, ujarnya. Dikatakannya, pelaku pasar juga cenderung menunggu pengumuman pemerintah mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan diumumkan pada akhir bulan ini. Pemerintah berencana menaikkan harga BBM sebesar 30 persen untuk mengurangi defisit anggaran pemerintah yang terus membengkak, namun rencana itu menimbulkan aksi demo oleh para mahasiswa yang menolak kenaikan tersebut, katanya. Karena kenaikan BBM akan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan makin melambat, apalagi sektor rill masih belum berjalan sebagaimana mestinya. "Kami optimis kenaikan itu akan memberikan dampak negatif yang besar bagi pertumbuhan ekonomi, karena akan memicu harga barang di pasar yang akan menekan daya beli masyarakat makin melemah," katanya. Rupiah, menurut dia, pada penutupan sore nanti diperkirakan masih tertekan, karena pasar cenderung masih negatif terhadap rupiah, apalagi belum muncul faktor baru yang mendukung mata uang lokal itu bergerak naik. (*)

Copyright © ANTARA 2008