Kalau kita mengatakan NKRI bersyariah maka berarti tidak inklusif, tidak mengajak seluruh komponen bangsa dari kelompok keagamaan yang lain

Jakarta (ANTARA) - Cendekiawan muslim Alwi Shihab menilai wacana NKRI bersyariah sangat tidak relevan dengan Indonesia yang terdiri atas beragam agama.

"Kalau kita mengatakan NKRI bersyariah maka berarti tidak inklusif, tidak mengajak seluruh komponen bangsa dari kelompok keagamaan yang lain," kata Alwi Shihab dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Menurut Alwi Shihab, Indonesia telah memiliki Pancasila sebagai ideologi terbuka yang bisa mengayomi semua golongan agama.

"Sehingga kalau ada ide baru untuk menjadikan NKRI bersyariah maka seakan-akan kelompok Islam ingin mengesampingkan atau mengeluarkan kelompok nonmuslim dari negara ini," tutur mantan ketua umum PKB itu.

Menurut Alwi Shihab, gagasan NKRI bersyariah yang merupakan hasil Ijtima Ulama IV jelas bertentangan dengan yang diinginkan oleh para pendiri bangsa ini.

"Para pendiri bangsa bersatu dan berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari kekuatan kolonial. Mereka berasal dari semua agama di Indonesia, bukan agama Islam saja," ujar mantan Utusan Khusus Presiden Untuk Urusan Timur Tengah tersebut.

Alwi Shihab menuturkan, agama mengajarkan untuk mencari titik temu di antara perbedaan, dan Pancasila adalah titik temu yang dirumuskan oleh pendiri bangsa ini.

Mantan Menteri Luar Negeri ini juga menggarisbawahi keberadaan kelompok berpaham radikal yang harus diwaspadai karena bisa mengancam persatuan.

"Kelompok radikal inilah yang mengklaim kebenaran untuk kelompoknya dan menganggap kelompok lain itu salah," imbuh Alwi Shihab.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019