Ngawi (ANTARA News) - Kepala Balai Besar V Surabaya Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Yuzid Thoyib saat dikonfirmasi, Minggu, mengatakan, perbaikan jalan Ngawi-Solo yang kondisinya saat ini rusak bergelombang, dan menjadi lokasi kecelakaan yang menewaskan aktor Sophan Sophiaan, perlu dana yang besar.
"Perbaikan jalur Ngawi-Solo terutama jalur Ngawi-Mantingan, tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Perbaikan hanya bisa dilakukan secera bertahap. Pasalnya, saat ini anggaran untuk perbaikan secara total belum mencukupi," katanya saat dikonfirmasi via telepon genggamnya.
Menurut dia, berdasarkan pantauan dari Balai Besar V Surabaya, jalur Ngawi-Mantingan yang kondisinya rusak mencapai 30 kilometer. Dari total jalan yang rusak dan bergelombang tersebut diperlukan anggaran sebesar Rp80 miliar untuk melakukan perbaikan, sehingga bisa menekan kecelakaan lalu lintas.
"Selama ini perbaikan hanya dilakukan dengan tambal sulam saja, itupun dilakukan secara bertahap. Sehingga proses perbaikan jalan tidak bisa maksimal," katanya menambahkan.
Pada tahun 2008 ini, pemerintah pusat melalui APBN telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar yang digunakan untuk perbaikan jalan sepanjang 20 kilometer. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan dengan perbaikan jalan yang dilakukan pada tahun 2007 lalu yaitu sepanjang 1,7 kilometer.
"Proses perbaikan saat ini mulai dikerjakan oleh kontraktor yang telah ditunjuk berdasarkan lelang. Dengan adanya kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya artis Sophan Sophiaan, perbaikan jalan di percepat," katanya menerangkan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, perbaikan jalan yang dilakukan adalah perbaikan jalan bisa tanpa melakukan perubahan konstruksi. Jalur yang diperbaiki termasuk lokasi dimana suami dari artis Widyawati meninggal dunia. Selain dilakukan perbaikan jalan, jalur Ngawi-Mantingan juga dilebarkan.
"Jalan di jalur Ngawi-Mantingan saat ini lebarnya hanya enam meter saja. Dalam perbaikan tahun ini jalan tersebut diperluas menjadi tujuh meter. Hal tersebut dilakukan, a
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008