Jakarta, (ANTARA News) - Konser Vina Panduwinata di Balai Sidang Jakarta, Sabtu (17/5) malam dinilai kurang "greget" dibandingkan dengan konser sebelumnya, kata seorang pengamat musik. "Kurang greget nih, sepertinya persiapannya kurang atau bagaimana ya, saya tidak tahu secara rinci. Tapi menurut saya masih bagus konsernya dua tahun lalu," ujar pengamat musik Denny Sakrie di Jakarta, Minggu dini hari, atau beberapa saat seusai konser tersebut. Ia juga menyebut insiden tidak optimalnya mikrofon yang dipakai Trie Utami, Malida, dan Atiek CB, sebagai kesalahan fatal. Insiden itu terjadi ketika Rumpies membawakan lagu "Kalau Kau" dan "Nggak Jelas". Trie Utami yang angkat suara di awal lagu "Kalau Kau" awalnya tidak memperhatikan ketika mikrofon itu tidak berfungsi, demikian juga Atiek dan Malyda. Suara mereka tenggelam di antara suara musik orkestra. "Beruntung Vina yang telah berpengalaman di atas pentas dapat menutupi keadaan itu dengan improvisasi lewat gurauannya. Vina adalah penyanyi berpengalaman dan kejadian seperti itu bisa diatasinya dengan baik," kata Denny. Dari segi lagu yang dibawakan, Denny mengatakan Vina lebih banyak menyanyikan lagu-lagu yang bukan hitsnya. Vina melakukannya karena sejumlah lagu-lagu lama tersebut merupakan permintaan khusus dari para penggemar fanatik dan seusia dengannya, bahkan lebih senior lagi. "Sebenarnya secara umum orang datang ke konser untuk menikmati lagu-lagu hitsnya, kalau lagu yang dinyanyikan Vina ternyata orang tidak tahu ya seperti tadi itu, sebagian besar yang nyanyi yang tua-tua saja, yang muda hanya mendengarkan," ujarnya.Konser Vina ini merupakan yang kedua setelah konser "Viva Vina" di tempat yang sama pada 2006. Ia juga masih didukung Twilite Orchestra dipimpin Addie MS. Vina membawakan 22 lagu di antaranya "Surat Cinta", "Biru", "Logika", "Si Bogel", dan "Citra Biru". Konsernya kali ini didukung penampilan penyanyi belia Afgan dan personil Rumpies, sedangkan Maya Hasan dan Liza tampil mengiringi Vina dengan petikan harpa mereka dalam lagu "Senyum untuk Tuhan". (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008