Washington (ANTARA News) - Para astronom dibuat bingung oleh penemuan sebuah pulsar dengan orbit tak biasa yang belum pernah dilihat sebelumnya, pada bintang-bintang neutron serupa yang berputar cepat dan memancarkan getaran gelombang radio secara teratur.
Pulsar biasanya memiliki orbit bundar di sekitar bintang-bintang cebol putih, namun benda langit yang baru ditemukan itu bergerak dalam lintasan oval atau "eksentrik" di sekitar bintang-bintang seperti matahari, demikian menurut pengkajian yang dimuat pada jurnal online Science Express.
"Karena pulsar seperti inilah kami melakukan survei," ujar David Champion, salah satu penyusun pengkajian dan astronom yang bekerja pada Fasilitas Nasional Teleskop Australia, dalam sebuah berita rilisnya, seperti dikutip AFP.
"Anda tak ingin hanya menemukan ratusan benda, anda ingin menemukan dua atau tiga benda yang amat aneh dan kami telah menemukan sebuah," katanya.
Pulsar tersebut, yang diberi nama J1903+0327, jauhnya 20.000 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki massa sekitar 1,74 kali matahari, sehingga membuat pulsar itu lebih berat daripada biasanya.
Pulsar itu juga memiliki kecepatan periode ratasi 2,15 millisecond atau 465 putaran per detik, sehingga menempatkan obyek itu sebagai pulsar berputar paling cepat kelima yang sejauh ini telah dikenal di galaksi kita.
"J1903+0327 sangat berbeda sekali karena memiliki orbit yang aneh sekali, yakni berbentuk lonjong ketimbang bundar," tutur Champion. "Jadi, yang menjadi pertanyaan adalah :Bagaimana pulsar ini terbentuk?"
Tim astronom internasional merasa yakin pulsar tersebut lahir di kawasan padat bintang yang dikenal sebagai kelompok bundar, sebelum terlempar keluar oleh bintang yang pernah diedarinya.
Teori lainnya menyatakan pulsar itu boleh jadi terdiri dari dua bintang ketimbang hanya sebuah. Pulsar itu kemungkinan sistem tiga bintang pertama, sementara sekitar 100 pulsar adalah bagian dari tim dua bintang.
Pulsar lahir dari sebuah supernova, yakni ledakan sebuah bintang raksasa yang sekarat. Namun demikian, seringkali fenomena itu menciptakan lubang hitam atau lenyap tanpa jejak.
Pulsar pertama kali ditemukan pada 1967 oleh fisikawan Inggris, Anthony Hewish, dan salah seorang muridnya, Jocelyn Bell. (*)
Copyright © ANTARA 2008