Jakarta (ANTARA) - Pemerintah dorong industri manufaktur untuk memperbanyak inovasi di tengah semakin ketatnya persaingan usaha.
Inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan efisiensi proses produksi dinilai menjadi kunci bagi penguatan daya saing industri manufaktur di Indonesia.
“Bapak Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan perlu ada lompatan jauh untuk mendahului kemajuan bangsa lain menuju visi Indonesia Maju,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.
Menperin menjelaskan, Indonesia memiliki peta jalan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0, di mana hal ini tertuang dalam Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada April 2018 lalu.
“Jadi, kita sudah punya strategi ke depan dalam menghadapi era digitalisasi. Melaui roadmap tersebut, kita merevitalisasi sektor manufaktur dan membangun ekonomi berbasis inovasi,” tuturnya.
Adapun teknologi yang sedang berkembang seiring bergulirnya industri 4.0, antara lain berupa artificial intelligence (AI), advanced robotic, internet of things (IoT), 3D Printing, dan Augmented Reality/Virtual Reality (AR/VR).
“Teknologi ini dinilai dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas bagi sektor industri secara lebih efisien. Sehingga sektor industri akan terus berkontribusi besar pada ekonomi,” imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri masih memberikan kontribusi paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional pada triwulan II tahun 2019 dengan capaian 19,52 persen (y-on-y).
Adapun tiga sektor yang menopang pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada kuartal dua tahun ini, dan mampu melampaui pertumbuhan ekonomi yang berada di angka 5,05 persen.
Tiga sektor utama tersebut, yaitu industri tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh melejit hingga 20,71 persen, kemudian disusul industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh mencapai 12,49 persen. Selanjutnya, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 7,99 persen.
Sementara itu, terjadi peningkatan investasi di sektor industri manufaktur, yang terlihat dari capaian penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) pada kuartal II tahun 2019 yang melonjak dibanding kuartal sebelumnya.
Sepanjang periode April-Juni tahun ini, sumbangsih sektor manufaktur pada PMDN senilai Rp22,2 triliun atau di atas perolehan periode sebelumnya yang mencapai Rp16,1 triliun. Sedangkan, sumbangsih sektor manufaktur untuk PMA di triwulan II-2019, menyentuh hingga 2,5 miliar dolar AS atau lebih tinggi pada triwulan sebelumnya di angka 1,9 miliar dolar AS.
“Tentunya investasi memberikan multiplier effect dalam rangka peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, membuka lapangan kerja baru, serta penerimaan devisa dari ekspor dan pajak,” ujar Airlangga.
Baca juga: Kemenperin perkirakan industri 4.0 tambah 10 juta tenaga kerja baru
Baca juga: Kemenperin pacu kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian
Baca juga: Kemenperin dorong kerja sama industri 4.0 dengan Taiwan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019