Yogyakarta (ANTARA News) - Pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sri Adiningsih menilai rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 30 persen sudah terlambat."Sebenarnya jika pemerintah ingin menaikkan harga BBM lebih baik dilakukan sejak dulu dan secara bertahap dengan besaran kenaikan yang tidak terlalu besar sehingga masyarakat tidak terkejut," katanya di Yogyakarta, Sabtu.Selain itu, kata dia, rencana kenaikan harga BBM saat ini terlihat tidak terencana dengan baik, karena pada awalnya pemerintah tidak ingin menaikkan harga BBM hingga 2009."Akibatnya, ketika pemerintah mengumumkan rencana kenaikan BBM, harga barang-barang sudah terlanjur naik dan bahkan BBM hilang dari pasaran," kata Adiningsih. Bagi masyarakat yang hidupnya sudah pas-pasan atau sulit, kenaikan sebesar 30 persen itu sangat berat karena harga barang-barang lain sudah terlanjur naik sebelum BBM dinaikkan. Karena itu ia menyarankan kenaikan BBM sebaiknya sekitar 10 persen tiap jangka waktu tertentu, di sini pemerintah memiliki lebih banyak waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik sehingga dampaknya kepada masyarakat tidak terlalu besar. "Dampak yang dirasakan masyarakat memang akan tetap ada, tetapi saya kira tidak akan terlalu besar," katanya. Ia menilai kebijakan yang dikeluarkan saat ini menjadi gambaran bahwa pemerintah tidak belajar dari pengalaman yang hampir serupa pada Oktober 2005. Setelah terjadi kenaikan harga BBM, angka kemiskinan justru meningkat dari 31,1 juta jiwa pada 2005 menjadi 39,3 juta jiwa pada 2006 dengan angka pengangguran meningkat dari 10,3 persen menjadi 10,4 persen. "Begitu juga dengan inflasi yang naik tajam sebesar 17,75 persen pada 2006," katanya. Adiningsih menambahkan, sebenarnya tujuan pemerintah mencabut subsidi BBM itu baik, karena yang lebih banyak menikmati subsidi BBM ialah masyarakat menengah ke atas. "Dengan demikian dana subsidi yang semula untuk BBM dapat dialihkan dari yang kaya ke miskin, dari kegunaan pembelanjaan konsumtif ke investasi," katanya. Namun keadaan yang ada sekarang sangat sulit dan terlihat tidak baik karena persiapannya kurang matang, manajemen pemerintah dalam mensosialisasikannya juga buruk selain persentase kenaikan yang terlalu tinggi. Pemerintah saat ini nampaknya sudah berada dalam kondisi sulit untuk menaikkan BBM tanpa menimbulkan dampak yang luas. "Idealnya kenaikan harga BBM harus bisa direncanakan dengan baik, melakukan sosialisasi untuk mencegah adanya spekulan dan semua kalangan sudah siap saat pemerintah mengumumkan kenaikan BBM," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008