London (ANTARA News) - Atasan kamerawan Reuters di Palestina, yang tewas ditembak tank Israel saat merekam gambar di Jalur Gaza sebulan lalu, meminta jawaban atas kematian anak buahnya itu dari tentara Israel pada Kamis, demikian laporan AFP. Fadel Shana (24 tahun), yang bekerja untuk kantor berita Reuters di Inggris, memakai baju tempur bertuliskan "pers" ketika dibunuh pada 16 April 2008. Ia meliput bentrok yang menewaskan 18 orang Palestina, sebagian besar dari mereka penduduk dan lima diantaranya di bawah 15 tahun, serta tiga tentara Israel. "Sebulan berlalu sejak Fadel Shana dibunuh tentara Israel saat secara bertanggung jawab melakukan kewajiban profesionalnya," kata Redaktur Pelaksana Reuters di wilayah Timur Tengah, Mark Thompson. "Kami mendesak IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyiarkan laporannya atas kejadian itu sekarang agar lembaga media dan tentara dapat bekerja sama untuk menjamin wartawan bisa terus meliput sengketa itu," katanya. Beberapa hari sesudah kematian Shana, pegiat hak asasi Human Rights Watch memperkirakan awak tank Israel itu menembak Shana dengan ugal-ugalan atau sengaja. Wanita juru bicara tentara Israel, Mayor Avital Leibovich, mengatakan: "IDF bekerja secepatnya untuk menyelesaikan pemeriksaan di semua tingkat." Ia mengemukakan bahwa penyelidikan di lapangan memutuskan tentara tidak melakukan kesalahan dan bahwa awak tank itu tidak ditindak dan masih bergerak di sekitar Jalur Gaza. "Mereka bertindak menurut perintah. Kami dapat katakan secara pasti bahwa tentara itu tidak dapat mengetahui bahwa itu anggota pers. IDF tidak bermaksud menjadikan pers sebagai sasaran," katanya. Dokter menyatakan, Shana (24) tewas akibat panah logam pecahan peluru dari tank. Cuplikan film terahirnya menunjukkan peluru itu ditembakkan tank dari jarak sekitar 1,5 kilometer. Rekannya, Wafa Abu Mizyed, luka akibat serpihan. Redaktur Reuters menemui Leibovich dan wakil dari kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, untuk mendesak tentara Israel berbagi temuan hasil pemeriksaannya. "Kami berutang kepada keluarga Fadel Shana dan wartawan bekerja untuk Reuters dan lembaga media lain atas penjelasan pasti tentang yang terjadi dua pekan lalu," kata Mark Thompson. Ia menimpali, "Kami mendesak tentara Israel melakukan penyelidikan dengan seksama dan secepat mungkin." Kamerawan Reuters itu baru saja keluar dari kendaraan tumpangannya untuk merekam gerakan kendaraan lapis baja Israel, yang hanya berjarak beberapa ratus meter. Hasil rekaman Shana memperlihatkan tank Israel mulai menembak dan dua detik kemudian, wilayah itu dipenuhi asap tembakan tank dan alat perekam, yang dipegang Shana, tidak menghasilkan gambar apa pun saat kamerawan tersebut terkena tembakan. Rekan Shana, Wafa Abu Mizyed (25 tahun), terkena serpihasn benda sasaran tembak dan luka serta segera dilarikan ke rumahsakit di Gaza. Tentara Israel saat itu menolak memberikan tanggapan ketika ditanya penyebab kematian Shana. Ledakan tersebut menyebabkan mobil tersebut hancur berantakan. Tubuh Shana tercerai berai, sementara Abu Mizyed tak mampu mengingat peristiwa tersebut, yang terjadi dalam keadaan hari masih terang, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008