Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengakui bahwa usaha membentuk perusahaan induk bagi BUMN bidang pertambangan relatif lebih sulit dibanding BUMN-BUMN lain.
"Holding BUMNB tambang lebih sulit (dibentuk) karena sebagian besar BUMN tambang merupakan perusahaan publik," kata Sofyan Djalil di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, menurut Sofyan, pembentukan perusahaan induk bagi BUMN tambang harus dipikirkan matang-matang agar tidak mendatangkan masalah di masa mendatang.
Tahap berikutnya (setelah menyatukan saham pemerintah), harus pula dipikirkan mekanisme pasar melalui persetujuan pemegang saham.
Menurut dia, pemegang saham minoritas pun harus dimintai persetujuannya.
Untuk tahun ini, pihaknya berencana membentuk empat perusahaan induk bagi BUMN yaitu BUMN bidang farmasi, BUMN bidang perkebunan, BUMNB bidang konstruksi/karya, dan BUMN bidang pertambangan.
"Kita akan mulai (pembentukan holding) dari BUMN yang sudah siap yaitu BUMN tambang, farmasi, perkebunan, dan karya. Itu yang akan kita dorong semuanya," katanya.
Pihaknya akan mengupayakan realisasi keempat holding BUMN maksimal pada akhir tahun ini.
"Cuma masalahnya mengurus BUMN kan banyak stakeholdernya, yang paling penting harus dikonsultasikan dahulu dengan DPR," katanya.
Pihaknya saat ini tengah memproses PP (Peraturan Pemerintah) yang mendukung pelaksanaan pembentukan holding BUMN.
"Draft PP sudah jadi tapi saya masih perlu bicara dengan Menteri Keuangan finalnya, baru kemudian PP itu akan diputuskan dari Presiden," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008