Jakarta (ANTARA News) - PBB memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2008 akan berada pada level 1,8 persen, terutama disebabkan resesi ekonomi AS yang tumbuh minus (-) 0,2 persen, demikian proyeksi ekonomi semesteran PBB yang dikutip kantor berita AP, Jumat. "Update" semesteran Laporan Prospek dan Situasi Ekonomi Dunia 2008 PBB itu menuding semakin memburuknya sektor perumahan dan finansial AS pada triwulan pertama, yang diperkirakan terus menjadi batu sandungan hingga 2009, sebagai biang keladi rendahnya proyeksi pertumbuhan dunia 2008, sehingga pertumbuhan pada 2009 diproyeksi hanya 2,1 persen. Angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia pada 2007, 3,8 persen. Namun, angka terakhir memang masih tergantung pada ekonomi AS. Proyeksi tersebut bisa jatuh menjadi 0,8 persen jika guncangan pasar "subprime mortgage" AS ternyata berdampak serius pada negara berkembang dan negara-negara dalam transisi. Sedangkan jika stimulus kebijakan pemerintah AS berhasil memperbaiki konsumsi masyarakat AS serta memperbaiki keyakinan sektor bisnis dan perbankan, maka ekonomi dunia hanya melambat menjadi 2,8 persen tahun ini dan 2,9 pada tahun depan. Laporan itu memproyeksikan ekonomi AS sendiri akan mengalami resesi, dari 2,2 persen pada 2007 menjadi minus (-) 0,2 persen tahun ini, dan membaik pada 2009 menjadi 0,2 persen Situasi terburuk, ungkap laporan tersebut, bakal dialami negara-negara berkembang, sehingga mereka diperkirakan tumbuh hanya 5 persen tahun ini dan 4,8 persen tahun depan, padahal tahun lalu tumbuh 7,3 persen. Para ekonom PBB mengatakan, meluasnya krisis kredit di pasar global yang dipicu oleh kejatuhan sektor perumahan AS, penurunan nilai Dolar AS, kesenjangan global dan melonjaknya harga minyak dan komoditas menimbulkan resiko bagi pertumbuhan ekonomi di negara maju dan berkembang. PBB juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang akan melambat dari 2,1 persen pada 2007 menjadi 0,9 persen pada 2008, sedangkan Eropa tengah akan melambat dari 2,6 persen menjadi 1,1 persen tahun ini. Sementara inflasi global diperkirakan meningkat menjadi 3,7 persen tahun ini, menyusul melambungnya harga komoditas dan harga minyak yang terus mencetak rekor, sementara upah juga cenderung naik. Pertumbuhan perdagangan dunia juga melambat dari 7,2 persen pada 2007 menjadi 4,7 persen pada awal 2008, akibat rendahnya permintaan AS akan barang-barang impor. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008