Jakarta, (ANTARA News) - Ketua DPR RI Agung Laksono meminta kepada Badan Intelijen Negara (BIN) agar tidak mengeluarkan pernyataan yang justru menimbulkan kesimpangsiuran di masyarakat berkaitan dengan maraknya aksi demo menentang rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
"Jangan hanya berani mengucapkan, tapi ungkap bukti-bukti yang ada agar jangan menimbulkan kesimpangsiuran," katanya di Gedung DPR Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar menyatakan ada pihak yang menunggangi aksi-aksi penolakan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang merebak di sejumlah daerah.
Ia juga mensinyalir ada sejumlah mantan menteri dan pejabat yang menunggangi aksi penolakan kenaikan harga BBM tersebut.
Sementara itu, di tempat terpisah, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung mengatakan, terlalu dini menilai bahwa aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM ada yang menunggangi.
Karena, katanya, pada kenyataannya masyarakat juga sangat keberatan dengan rencana kenaikan itu sebab harga-harga sembako juga pasti akan naik.
"Para mahasiswa menangkap aspirasi masyarakat ini dan kemudian memperjuangkannya. Kepekaan yang dimiliki mahasiswa ini wajar," katanya.
Namun demikian, Akbar Tandjung meminta kepada para mahasiswa dan elemen lain di masyarakat agar mewaspadai agar jangan sampai aksi mereka dimanfaatkan pihak-pihak tertentu.
Kepada pemerintah, Akbar yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga meminta agar secara terbuka menjelaskan alasan-alasan pemerintah sehingga memutuskan untuk menaikkan harga BBM. (*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008