Jakarta, (ANTARA News) - Proyek pembangunan jalur rel kereta api jurusan Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta yang diperkirakan akan menghabiskan dana investasi sekitar Rp2,2 triliun ditender ulang oleh Departemen Perhubungan. "Akan ditender ulang dan yang melaksanakan tender Departemen Perhubungan sesuai arahan saat rapat kordinasi di kantor Wapres," kata Deputi Menteri Negara Badan Usaha milik Negara (BUMN) Bidang Logistik dan Pariwisata, Harry Susetyo, di Jakarta, Jumat. Tender ulang terpaksa dilakukan karena hingga kini proses konstruksi proyek itu masih saja terkendala masalah teknis. Harry mengisyaratkan, perumusan kajian teknis PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia selaku penanggung jawab proyek tidak memperoleh titik temu yang ideal. Sebelumnya, Kementerian Negara BUMN telah memfasilitasi manajemen kedua BUMN (PT KA dan AP II)untuk membahas ulang kajian teknis pembangunan rel sepanjang 30 km itu yang akan melalui rute Manggarai, Dukuh Atas, Muara Angke dan Bandara Soekarno-Hatta. Departemen Kehutanan juga telah menyatakan kesediaannya untuk memangkas lahan hutan bakau yang menyusuri jalan tol menuju bandara untuk dijadikan lahan pembangunan jalur rel terkait sering jebolnya tanggul pembatas jalan Tol Sediatmo akibat banjir. Angkutan alternatif yang ditargetkan beroperasi 2009 tersebut diharapkan dapat menambah kelancaran arus kendaraan penumpang dari dan menuju bandara Internasional . Apalagi, volume penumpang pesawat telah mencapai angka 6 juta per tahun dan diperkirakan akan terus bertambah. Sayangnya, PT Rail Link perusahaan patungan PT KA dan AP II yang ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab pembangunan terbelit berbagai macam persoalan. Perusahaan itu dikabarkan tidak mampu mengakses permodalan yang sedianya akan didanai tiga bank nasional (Bank Mandiri, BNI, dan Bank Mega). Pembangunan kereta direncanakan akan dilaksanakan di tiga bandara yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Banten, Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, dan Bandara Internasional Minangkabau di Padang, Sumatera Barat. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008