Jenewa, (ANTARA News) - Generasi mendatang terancam kelaparan, sulit air, terjangkit penyakit dan mengalami bencana jika manusia terus mengotori lingkungan hidup. Dana Suaka Margasatwa (WWF), Kamis, mengingatkan bahaya tersebut lewat laporan berjudul "2010 and Beyond: Rising to the Biodersity Challenge". Laporan yang berisi indeks terbaru mengenai "Living Planet". Istilah tersebut merujuk kepada cara yang disepakati masyarakat internasional untuk mengukur perbaikan kelestarian keragaman hayati hingga 2010 dan untuk mengungkap kecenderungan dalam keragaman hayati. "Jika ingin mempertahankan makanan, air bersih, obat, dan perlindungan dari resiko alam, maka habitat alamiah dan ekosistem yang mendukungnya harus dilindungi," demikian pernyataan organisasi yang berpusat di Swiss tersebut. Pada 2002, masing-masing pemerintah menetapkan sendiri sasarannya dalam pengurangan angka kehilangan keragaman hayati. Laporan "2010 and Beyond: Rising to Biodiversity Challenge" menunjukkan banyak pemerintah tak berada di jalur mencapai sasaran 2010. Menurut WWF, banyak pemerintah gagal mencapai tujuan keragaman hayati sebab tidak menyediakan sumber teknis dan keuangan yang memadai. Mereka juga gagal mengembangkan insentif ekonomi serta tindakan lain guna melestarikan keragaman hayati. Organisasi itu menyeru semua negara yang menandatangani Konvensi mengenai Keragaman Biologi pada 2002 untuk melaksanakan janji yaitu menerapka rencana strategis dengan menetapkan sasaran nasional serta menyediakan sumber daya teknis maupun SDM serta dana yang memadai.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008