Medan (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Bintang Reformasi (PBR), Bursyah Zarnubi, Kamis sore, mengunjungi delapan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang ditahan di Rumah Tahan (Rutan) Tanjung Gusta Medan karena memprotes film "Fitna" yang menghina Islam buatan seorang politikus Belanda.
"Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan semangat sekaligus ungkapan rasa prihatin kita terhadap nasib mahasiswa yang ditahan," ujar Bursyah Zarnubi yang pada kesempatan itu didampingi Wakil Ketua Umum DPP PBR, H. Raden Muhammad Syafi`i.
Turut serta dalam kunjungan itu fungsionaris DPP PBR Julianto Marjan, Doni Merza dan Bambang Irawan, Ketua DPW PBR Sumut H. Kharuddinsyah Sitorus, fungsionaris DPW PBR Sumut Asyirwan Yunus,Tosim Gurning dan Ketua Pemuda Reformasi Indonesia (PRI) Sumut, Imam Saleh Ritonga.
Pada kesempatan itu Bursyah meminta para aktivis HMI yang ditahan agar tetap bersabar menghadapi kasus penahanan mereka. Dia juga meminta kedelapan mahasiswa agar tetap mengikuti proses hukum yang berlaku.
"Saya berharap para mahasiswa tetap mengikuti proses hukum yang memang harus dijalani agar proses hukum itu tidak berlarut-larut," katanya.
Sedangkan Raden Syafi`i meminta mahasiswa yang ditahan agar tetap tenang. Ia juga berharap persoalan hukum yang dihadapi kedelapan aktivis HMI itu tidak membuat jera para aktivis dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, khususnya aspirasi umat Islam yang dizalimi.
"Kedelapan mahasiswa ini ditahan karena membela dan memperjuangkan agamanya yang mereka nilai telah dizalimi dan dihina orang, meski dilakukan secara kebablasan ketika mendemo Kantor Konsulat Belanda di Medan," katanya.
Namun Raden Syafi`i juga menilai mahasiswa yang berdemo itu tidak sepenuhnya bisa disalahkan, karena pada saat terjadinya aksi yang dinilai anarkis itu sama sekali tidak ada pengawalan dari aparat kepolisian.
Kedelapan aktivis yang ditahan itu masing-masing Yusuf Pasaribu, M. Bahmid Pulungan, Aulia Rahman, Reliadi, Zulkifli, Almayaruddin, Irwan Lubis dan Irwandi. Mereka ditahan terkait aksi unjuk rasa di Konsulat Belanda Medan terkait film "Fitna" yang dibuat seorang warga Belanda.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008