Beijing, (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat gempa besar di Cina kemungkinan mencapai lebih dari 50 ribu jiwa, kata kantor berita resmi Xinhua pada Kamis, mengutip keterangan pos bantuan. Duapuluh ribu jiwa dipastikan meninggal akibat gempa berkekuatan 7,9 skala richter tersebut. Puluhan ribu lagi masih terkubur di berbagai reruntuhan bangunan di propinsi Sichuan. Petugas penyelamat di kota Dujiangyan membungkus mayat dengan terpal dan bergegas membawa mereka ke kamar mayat. Tiga hari setelah gempa tersebut, harapan menemukan korban hidup di bawah reruntuhan meredup dan penyelamat terhambat kekurangan peralatan khusus. "Ada saatnya hadir kegembiraan dan rasa lega. Terima kasih, terima kasih," kata seorang perempuan berusia 22 tahun, yang berhasil dikeluarkan. Dia terjebak tanpa cedera di bawah reruntuhan sebuah rumahsakit. Xinhua mengutip keterangan pemerintah propinsi Sichuan, yang menyebutkan jumlah korban tewas mencapai lebih dari 19.500 jiwa. Jika ditambah dengan korban tewas di propinsi tetangga Sichuan, jumlah keseluruhan yang meninggal setidak-tidaknya mencapai 20 ribu jiwa. Bantuan berdatangan dan penggalangan di lapangan juga membaik. Pemerintah Sichuan memasang saluran telepon khusus bagi korban. Namun, di beberapa desa sekitar kawasan terparah, Beichuan, warga marah, karena hampir tidak punya makanan dan terpaksa minum air tidak bersih. Menteri Sumber Daya Air Chen Lei mengemukakan, kerusakan meluas, sebagaimana diungkapkan dalam laman resmi kementerian tersebut, www.mwr.gov.cn pada Kamis. "Khususnya di propinsi Sichuan, yang punya banyak bendungan, kerusakan akibat gempa ternyata besar dan belum jelas seberapa bahaya keadaannya," kata Chen dalam pidato lain. "Tata kelola pembangkit listrik tenaga air tidak berjalan mulus dan saluran perhubungan tertutup. Akibatnya, belum jelas berapa besar kerusakannya," kata Chen. Perdana menteri Wen Jiabao, yang berlatar belakang ahli bumi, memberikan permohonan emosional dari wilayah bencana. Dia mengimbau pekerja menerima anak-anak yatim piatu. Pada Kamis, dia menuju Qingchuan, tempat longsor menutup aliran dua sungai. Wilayah bencana juga melingkupi daerah laboratorium penelitian senjata nuklir di Mianyang serta beberapa tempat rahasia lain. Namun, tidak ada pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah tersebut. Perusahaan Pembangunan dan Rekayasa Nuklir melaporkan bahwa beberapa sarana di Sichuan rusak. Laman mereka, www.cnecc.com, tidak menyebutkan ada kebocoran radiasi. Sejumlah 33 wisatawan dari Inggris, Amerika Serikat dan Prancis diangkut dengan helikopter dari tempat penangkaran panda. Xinhua menyebut 893 wisatawan masih terjebak, sedangkan kementerian luar negeri negara tersebut menyatakan satu warga Jerman menjadi korban.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008