"Kami merencanakan program pengeboran eksplorasi pada 2019 bisa mencapai total 82.000 meter," kata Chief Geologist Agincourt Resources, Steve McCarthy pada acara kunjungan media ke tambang Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Rabu.
Menurut Steve,seluruh kegiatan operasi pengeboran itu didukung penggunaan helikopter agar tidak perlu membuka area hutan untuk meminimalkan dampak lingkungan. "Setelah kegiatan pengeboran selesai area tersebut juga akan direhabilitasi kembali," katanya.
Selain melakukan pengeboran, lanjut dia, pihaknya juga saat ini melakukan survei geophysical permukaan tiga dimensi di wilayah seluas 30 kilometer persegi.
Tujuan survei tersebut adalah untuk mengidentifikasi target pengeboran lanjutan untuk memperpanjang umur deposit mineral tambang Martabe hingga tahun 2050 atau bahkan lebih lama lagi.
Sejalan dengan itu, rencana eksplorasi regional juga sudah dibuat. "Hanya saja belum bisa dilaksanakan sekarang karena masih menunggu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya.
Steve melanjutkan seluruh kegiatan eksplorasi di Tambang Emas Martabe saat ini didukung oleh 650 personil termasuk pegawai PT Agincourt Resources maupun kontraktor.
Agincourt tahun ini menyiapkan dana 25 juta dolar AS atau sekitar Rp350 miliar bagi kegiatan eksplorasi lanjutan tersebut.
Kandungan sumber daya mineral tambang Martabe per akhir Desember 2018, diperkirakan mencapai 8,1 juta oz emas dan 69 juta oz perak. Kandungan tersebut tersebar di enam area prospek. Namun dari enam area tersebut baru tiga yang sudah berproduksi yaitu Purnama Pit, Ramba Joring Pit dan Barani Pit. Tiga lainnya yaitu Uluala Hulu, Tor Uluala dan Horas Pit belum produksi.
Dari kandungan mineral tersebut, diperkirakan umur deposit tambang emas Martabe mencapai 15 hingga 16 tahun. Sehingga kegiatan eksplorasi lanjutan yang cukup agresif diperlukan untuk memperpanjang umur deposit tambang Martabe.
Selain memperpanjang umur cadangan, menurut Wakil Presiden Direktur dan CEO PT Agincourt Resources Tim Duffy, Tambang Emas Martabe juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi. Perseroan menargetkan biaya produksi tambang Martabe bisa ditekan hingga di bawah 600 dolar AS per oz. Sementara produksi emasnya ditargetkan meningkat hingga mencapai 400.000 oz tahun ini.
Peningkatan target produksi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Apalagi saat ini harga emas dunia menunjukkan tren kenaikan.
"Kenaikan harga emas memang memberikan prospek positif bagi perusahaan. Namun kami tetap fokus saja untuk terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi," katanya.
PT Agincourt Resources merupakan pengelola Tambang Emas Martabe, yang 95 persen sahamnya dikuasai oleh PT Danusa Tambang Nusantara sedangkan sisanya 5 persen dipegang oleh BUMD milik pemda yaitu PT ANA. Danusa Tambang Nusantara merupakan perusahaan grup Astra International melalui kepemilikan PT United Tractors dan PT Pamapersada Nusantara masing-masing 60 dan 40 persen.
Baca juga: Agincourt kucurkan 25 juta dolar dana eksplorasi tambang emas Martabe
Baca juga: Tambang Martabe targetkan produksi 400.000 oz emas
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019