Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar memilih tutup mulut ketika diminta konfirmasinya lebih jauh tentang dugaan keterlibatan mantan menteri dan pejabat negara dalam penunggangan unjukrasa anti kenaikan bahan bakar minyak (BBM) awal pekan ini. "Saya ngomong cukup sekali," katanya singkat, saat dicegat wartawan usai menghadiri rapat koordinasi terbatas bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Kementerian Polhukam, Jakarta, Kamis. Sebelumnya, BIN mensinyalir sejumlah mantan menteri dan pejabat menunggangi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM. "Kalian sudah tahu itu, nggak usah tanyalah. Ada yang bekas menteri dan ada pejabat. (Demo) kemarin (Selasa, 13/5) saja udah ada, jelas," katanya, sesaat sebelum mengikut rapat kabinet tentang BBM, Rabu (14/5). Gejolak kenaikan BBM, ungkap Syamsir, ditandai demontrasi menentang kenaikan tentunya menimbulkan masalah keamanan dan ketertiban. "Karena saya lihat di DPR juga ada yang mendukung kenaikan harga BBM dan ada juga yang tidak (menolak)," kata Syamsir. Menurut Kepala BIN, jika pemerintah sudah mengambil suatu keputusan, harus hadapi risikonya. Rapat koordinasi terbatas Kementerian Koordinator Polhukam yang dipimpin Menko Polhukam Widodo Adi Sutjipto, membahas tentang pengamanan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus. Rapat dihadiri pula Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan Wakil Polri Komjen Pol Makbul Padmanegara. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008