Bupati Gowa terima kedatangan jamaah haji Kloter 5

Banyak yang ingin ke Tanah Suci, namun yang terpilih hanya orang-orang pilihan saja.

Makassar (ANTARA) - Bupati Gowa Adnan Purichita Ichsan menerima kedatangan 450 orang haji yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 5 Debarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Rabu.

"Alhamdulillah Kloter 5 ini full jamaah haji asal Kabupaten Gowa, Sulsel, semunya tiba dengan selamat di Tanah Air," kata Adnan di sela penerimaan jamaah haji Kabupaten Gowa di Makassar.

Menurut dia, jamaah haji Kloter 5 patut bergembira dan bersyukur karena telah menjadi orang pilihan Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

"Banyak yang ingin ke Tanah Suci, namun yang terpilih hanya orang-orang pilihan saja. Bahkan jika mendaftar haji hari ini, maka 30 tahun kemudian baru bisa berangkat," katanya memberikan gambaran panjangnya daftar tunggu untuk berhaji di wilayah kerjanya.

Kepada para jamaah haji yang sudah siap berkumpul kembali dengan keluarganya, Adnan berpesan agar perilaku, tutur kata dan sikapnya dapat dijaga di masyarakat, sekaligus dapat menjadi panutan untuk memberikan pelajaran agama bagi orang-orang di sekitarnya.

"Selamat atas kembalinya semua ke Tanah Air. Semoga ibadah haji yang diperoleh ini akan membawa perilaku bapak ibu, baik tutur kata, sikap dan karakter akan mencotohkan kita sikap persaudaraan dan terus menjaga kekompakan," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang haji asal Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Hj Hasriani, mengatakan sangat bersyukur diberi kesehatan untuk melaksanakan ibadah suci dan dapat kembali berkumpul dengan keluarga.

Menurut dia, banyak pengalaman spiritual yang diperoleh selama di Tanah Suci, diantaranya yang paling berkesan ketika melempar jumrah seusai wukuf di Arafah.

"Meskipun harus berdesak-desakan di antara jutaan manusia, tapi kami mendapatkan kepuasan batin ketika telah melaksanakannya. Kami sangat bersyukur pada Allah SWT," katanya.

Mengenai pakaian jamaah sepulang berhaji yang umumnya tampak semarak dengan kain renda dihiasi pernak-pernik, dia mengatakan bahwa hal itu sudah menjadi ciri khas Bugis Makassar.

Menurut dia, pakaian itu bukan untuk pamer, hanya menyambut kegembiraan saja sepulang berhaji dan tentu menyambut keluarga yang menjemput dengan suka cita.