Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Luluk Sumiarso mengatakan, produksi nyata (lifting) minyak Indonesia pada April 2008 (year to date) mencapai 977.066 ribu barel per hari (bph). "Ini (lifting) perlu diamankan, agar lifting minyak di APBN dapat terealisasi hingga akhir tahun," katanya dalam diskusi bersama CIDES di Jakarta, Rabu malam. Ia mengatakan, Indonesia memiliki potensi lifting minyak sampai dengan satu juta bph. Namun demikian, potensi tersebut perlu digali. "Saat ini yang dikembangkan masih ceruk-ceruk lama, keinginan untuk mengeksplorasi di tempat-tempat lain perlu dilakukan. Ini yang kurang, penelitian tentang minyak di wilayah lain," katanya. Wakil Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Abdul Muin mengatakan, eksplorasi minyak di Indonesia saat ini tersendat. "Hal ini karena masalah kepastian hukum, sehingga berbiaya mahal. Saat ini perusahaan-perusahaan minyak dunia mencari tempat-tempat yang full reserves (cadangan berlimpah) dan low cost (berbiaya murah), seperti Afrika," katanya. Untuk itu, menurut dia, Indonesia perlu memperbaiki tingkat risiko dan kepastian hukum. Selain itu, juga perlu mengadakan penelitian-penelitian mengenai daerah baru yang bisa dieksplorasi, sehingga menarik minat para investor. Ia mengatakan, dalam bisnis perminyakan, pada tahun 2006, 45 persen biaya adalah pencarian lahan-lahan minyak. "Ini juga harus menjadi perhatian," katanya. Ia mengatakan, perlunya pencarian dan eksplorasi tempat-tempat baru untuk tambang minyak guna menekan pertumbuhan produksi minyak yang terus turun. Dalam hitungannya, setiap tahun, bila tanpa adanya usaha baru, pertumbuhan produksi minyak menurun hingga 12 persen. Namun bila ada usaha baru maka penurunan pertumbuhan mencapai tujuh persen. Sementara itu, terkait dengan lapangan tua yang bisa diusahakan kembali untuk dieksplorasi, ia mengatakan, saat ini memiliki potensi 50 ribu bph. "Itu di luar milik Pertamina," katanya. Menurut dia, Pertamina saat ini memiliki banyak lapangan tua yang bisa dieksplorasi kembali. "Potensinya mungkin sekitar 50 ribu bph," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008