Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menugaskan para duta besar RI yang bertugas di negara-negara Afrika untuk memetakan potensi kerja sama yang bisa dikembangkan lebih jauh.
Penugasan itu diberikan kepada para dubes RI untuk meningkatkan kehadiran dan interaksi Indonesia di Afrika, terutama melalui kerja sama ekonomi yang bersifat konkret.
“Saya berikan waktu satu bulan kepada para duta besar untuk betul-betul memetakan potensi kerja sama yang bisa kita pakai, termasuk skema pembiayaannya,” tutur Menlu saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di sela-sela Dialog Infrastruktur Indonesia-Afrika (IAID) di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Baca juga: Presiden RI: Indonesia siap bangun infrastruktur Afrika
Dialog, yang berlangsung selama dua hari, tersebut berhasil membukukan total kesepakatan bisnis sebesar 822 juta dolar AS atau sekitar Rp11,7 triliun, yang sebagian besar berkaitan dengan proyek-proyek infrastruktur.
Peningkatan nilai transaksi bisnis Indonesia-Afrika itu, dari 586,56 juta dolar AS tahun lalu, dilihat sebagai bukti potensi besar yang dimiliki Afrika untuk digarap melalui kerja sama dengan Indonesia.
Dengan mengacu pada pencapaian tersebut, Menlu Retno dalam rapat koordinasi dengan para dubes RI membahas langkah-langkah yang perlu dilakukan guna menindaklanjuti hasil dari IAID 2019.
“Sehingga paling lambat dalam sebulan kita bisa melangkah lebih jauh selain menindaklanjuti apa yang kita hasilkan dari IAID, maka ke depan kita akan memiliki program yang sifatnya lebih konkret. Bulan depan misi Indonesia sudah akan berjalan di beberapa negara Afrika,” kata Retno.
Baca juga: IAID hasilkan kesepakatan bisnis Rp11,7 triliun
Sependapat dengan Menlu, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berharap pemerintah Indonesia bisa fokus memetakan potensi besar kerja sama dengan negara-negara Afrika, dengan pertimbangan utama pada kepentingan nasional Indonesia serta nilai tambah bagi negara yang bersangkutan.
“Coba kita cari empat atau lima negara yang bisa kita prospek, jadi harus segera,” tutur Luhut.
Selama dua hari penyelenggaraan IAID 2019, Menlu RI melancarkan pembicaraan intensif melalui pertemuan bilateral dengan sejumlah mitra Afrika, yaitu dengan Uni Afrika, Uganda, Madagaskar, Maroko, Senegal, dan Equatorial Guinea.
Melalui sejumlah pembicaraan tersebut, Indonesia berupaya melihat potensi kerja sama secara lebih jelas terutama di bidang infrastruktur jalan, kereta api, pertambangan, pendidikan, dan pariwisata.
Partisipasi 700 peserta dari 53 negara dalam IAID 2019, serta peningkatan nilai kesepakatan bisnis, dianggap menjadi bukti bahwa kepercayaan yang terbangun dari negara-negara Afrika terhadap Indonesia semakin kuat, serta memperkokoh apa yang disampaikan pada Konferensi Asia-Afrika 1955.
“Ini menunjukkan bahwa kita tidak terjebak pada romantisme sejarah, tetapi kita melangkah maju dalam bentuk kerja sama yang lebih konkret,” kata Menlu Retno.
Baca juga: RI-Afrika teken kerja sama infrastruktur-transportasi Rp11,7 triliun
Baca juga: PT WIKA bakal garap proyek bangunan senilai Rp3,56 triliun di Senegal
Jokowi kepada negara-negara Afrika: Indonesia teman terpercaya
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019