Solo (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI meninjau Pasar Legi, Solo sebelum dilakukannya pembangunan pascakebakaran hebat pada tahun lalu.
"Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 kami dapat tugas untuk merehabilitasi kembali Pasar Legi ini," kata Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar Kementerian PUPR Iwan Supriyanto di sela peninjauan di Solo, Rabu.
Ia mengatakan saat ini perencanaan sedang disiapkan oleh Pemda dan diharapkan Bulan Oktober bisa selesai. Menurut dia, perencanaan pembangunan akan ditangani oleh Kementerian PUPR dengan memperhatikan persyaratan teknis bangunan gedung dan dilaksanakan sebagai tertib penyelenggaraan bangunan gedung negara.
"Jadi karena kemarin terdampak kebakaran maka yang jadi fokus perhatian kami akan kami bangun kembali sesuai dengan standar pasar. Sesuai Permendag dan SNI dari Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan proteksi kebakaran baik itu yang sifatnya aktif maupun pasif," katanya.
Ia mengatakan juga akan mengimplementasikan bangunan gedung hijau agar dapat meminimalisasi ongkos pemeliharaan gedung.
"Dengan demikian diharapkan dalam operasional pemeliharaan bangunan nanti tidak membebani para pedagang dalam bentuk retribusi," katanya.
Mengenai waktu pembangunan, dikatakannya, tergantung dari perencanaan. Pihaknya berharap dapat dilakukan lelang dini usai Oktober sehingga pada bulan Januari 2020 pembangunan sudah dapat dimulai.
"Ini dilakukan dalam satu tahun anggaran, paling lama (waktu pembangunan, red) 10-12 bulan. Harus secepatnya karena ditunggu para pedagang. Fungsinya kan untuk meningkatkan perekonomian, jadi atensi pemerintah untuk memprioritaskan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan anggaran untuk pembangunan Pasar Legi berasal dari Kementerian PUPR sebesar Rp150 miliar.
"Nanti untuk pedagang dibangun dua lantai, ada lagi lantai paling atas akan digunakan sebagai area parkir. Rencananya pasar ini nanti bisa untuk menampung lebih dari 2.000 pedagang," katanya.
Terkait dengan relokasi ke pasar darurat selama proses pembangunan, dikatakannya, saat ini Pemkot Surakarta sudah menyiapkan APBD Perubahan.
"Pasar darurat termasuk hanggar ini kami pindahkan atau keluarkan ke lokasi lain. Nanti ada sebagian masyarakat yang sudah bersedia meminjamkan tanahnya untuk digunakan sebagai pasar darurat," katanya.
Selain itu, dikatakannya, sebagian pedagang akan direlokasi ke area parkir Kantor Dinas Pendidikan dan Pasar Elpabes.
"Kalau waktu pindahannya menyesuaikan kontrak. Kalau di dalam kontrak waktunya di pertengahan Desember ya pertengahan Desember kita keluarkan para pedagang," katanya.
Baca juga: Kementerian PUPR-Kemendag sinergi bangun pasar tradisional
Baca juga: Kementerian PUPR segera bangun lima pasar induk
Baca juga: PUPR alokasikan Rp6,5 triliun untuk bangun bangun sekolah dan pasar
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019