Tangerang (ANTARA News) - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Serta Ginting dipukul di bagian wajah di Terminal IV khusus pendataan dan pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten oleh sesorang yang mengaku petugas."Tiba-tiba ada orang yang memukul ke arah muka saya, " kata Serta Ginting kepada ANTARA News di Tangerang, Rabu.Ginting mengunjungi terminal IV TKI itu dalam suatu kunjungan kerja bersama rekan anggota DPR lainnya dari komisi IX yang membidangi Tenaga Kerja dan Kesehatan.Dia mengatakan, tindakan pemukulan itu terjadi saat dirinya bersama anggota DPR lainnya sedang melakukan perbincangan dengan beberapa TKI yang terlantar dan tidak dipulangkan ke daerah asalnya. Bahkan petugas yang berada di terminal itu menahan sejumlah paspor TKI sehingga mereka tidak dapat pulang ke kampung halaman masing-masing. Dalam perbincangan itu, tiba-tiba ada oknum petugas di terminal menghampiri Ginting dan berupaya menonjok muka anggota DPR itu. Ginting bertekad akan membicarakan adanya aksi premanisme di terminal IV itu di DPR dan meminta kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Erman Suparno dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), M Djumhur Hidayat untuk bertanggungjawab dan meminta agar terminal tersebut dibenahi. Menurut Ginting, pemukulan itu seharusnya tidak terjadi, karena tujuan mendasar atas kunjungan ke terminal IV mencari masukan kepada TKI atas keluhan yang selama ini sering terjadi. Menurut dia, kedatangan ke terminal yang terletak di Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari Kota Tangerang adalah untuk menanyakan langsung tentang permasalahan di lapangan setelah terminal itu dikelola oleh BNP2TKI. Keberadaan terminal IV itu menggantikan terminal III yang lokasinya berdekatan dengan terminal II luar negeri di bandara terbesar di Indonesia itu, yang diresmikan awal Pebruari 2008 lalu oleh Menakertras, Erman Suparno. Ketika ditanya apakah akan mengusut kasus pemukulan tersebut dan melaporkan ke polisi, Ginting mengatakan, yang terpenting adalah tidak diperkenankannya aksi premanisme apalagi terhadap TKI yang bergelar pahlawan devisa. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008