Jakarta, (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar menyatakan ada pihak yang menunggangi aksi-aksi penolakan rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang merebak di sejumlah daerah. Namun, Syamsir yang ditemui sebelum rapat kabinet paripurna membahas persiapan rencana kenaikan BBM di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, tampak enggan menyebutkan pihak yang disinyalir menunggangi aksi-aksi tersebut. "Itu sudah jelas. Kalian sudah tahu itu, tidak usah tanyalah," ujarnya kepada wartawan. Namun, sambil berlalu dari wartawan dan diiringi tawa, Kepala BIN menyebutkan bahwa yang menunggangi aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM itu bisa jadi mantan menteri dan pejabat. Syamsir mengatakan, antisipasi yang bisa dilakukan guna meredam aksi-aksi yang di sejumlah daerah sampai memicu bentrokan dengan aparat itu, hanya dengan cara sosialisasi. Massa yang tergerak berunjukrasa, menurut dia, dapat terpancing karena tidak mengetahui penyebab yang memaksa pemerintah harus menaikkan harga BBM. "Ini banyak demo-demo, karena banyak yang tidak ngerti. Apalagi, saya lihat, di DPR ada yang dukung, ada juga yang tidak," ujarnya. Ia menyarankan, salah satu menteri harus ada yang memberi penjelasan kepada masyarakat luas, termasuk kepada mahasiswa yang sering menggelar unjuk rasa. (*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008