Manado (ANTARA News) - Musibah tanah longsor yang terjadi sejak beberapa hari terakhir di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut), membuat warga setempat panik, karena mereka terisolasi akibat jalur transportasi terputus. "Warga sempat khawatir, karena dalam sehari ada tiga titik longsor yang melanda beberapa desa, namun sudah diantisipasi dengan cepat oleh pemerintah," kata Camat Motoling Timur, Kabupaten Minsel, Dirk Tumbel, di Manado, Rabu. Tiga titik longsor terjadi sejak 12 mei 2008, yakni di jalur yang menghubungkan Kecamatan Motoling dengan ibukota Minsel, Amurang, tertimbun tanah sejauh 20 meter, sehingga membuat wilayah tersebut sempat terisolasi. Kemudian, di Desa Tokin dan Desa Kumelembuai, namun tidak ada korban jiwa, sementara kerugian materi masih terus didata pemerintah setempat. Bupati Minsel, Ramoy Luntungan, sudah melakukan kunjungan langsung ke lokasi longsor di Kecamatan Motoling Timur, sekaligus mengawasi langsung pembukaan jalur transportasi yang sudah tertutup selama 20 jam. "Warga telah dihimbau untuk selalu waspada terhadap musibah longsor, karena curah hujan saat ini cukup tinggi," katanya. Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Propinsi Sulut, JE Kenap, mengatakan bahwa pihaknya sudah membantu membuka beberapa titik longsor terjadi diruas jalan umum, dengan menurunkan alat-alat berat untuk membersihkan bongkahan longsor tersebut. "Pemprop Sulut sudah mengidentifikasi beberapa titik longsor atau rawan bencana di daerah itu, yang nantinya bisa merusak infrastruktur umum, seperti jalan dan jembatan," katanya menambahkan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008