Ambon (ANTARA) - Tim Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau "United States Agency for International Development (USAID)" mengunjungi Negeri Wassu dan Haruku di Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, guna melihat perkembangan program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) yang sudah dilakukan beberapa tahun di wilayah tersebut.
Tim dipimpin Direktur Program USAID Indonesia, Elizabeth Mendenhall dan Direktur program USAID-APIK, Paul Jeffery, mengunjungi dua negeri tesebut, Selasa, untuk melihat perkembangan masyarakat setempat dalam meningkatkan ketangguhan terhadap risiko bencana dan perubahan iklim.
Tim USAID yang juga didampingi Kasubdit Identifikasi dan Analisis Kerentanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Arif Wibowo, juga berdialog dengan sejumlah masyarakat di dua negeri tersebut, terutama warga yang terlibat langsung dalam program ketangguhan yang dilakukan APIK sejak tahun 2015 tersebut.
Direktur Program USAID Indonesia, Elizabeth Mendenhall memanfaatkan kunjungan untuk berdialog dan berbagi pengalaman dengan warga di kedua negeri tersebut, tentang upaya-upaya penguatan dan peningkatan ketangguhan masyarakat terhadap dampak bencana dan perubahan iklim di wilayah tersebut.
Elizabeth berharap berbagai program yang telah dilakukan di kedua negeri tersebut sejak empat tahun terakhir, dapat berdampak terhadap kemandirian dan kesiapsiagaan warga terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan risiko bencana yang dapat setiap saat.
Terkait berbagai fasilitas yang telah dibangun, juga diharapkan dapat dipelihara dan dijaga agar bermanfaat untuk kepentingan bersama dalam jangka panjang.
Pemerintah baik kabupaten hingga desa atau negeri juga diharapkan dapat mendukung peningkatan kapasitas dan ketangguhan masyarakat untuk menghadapi bencana.
"Dua negeri di Pulau Haruku ini merupakan pilot proyek proyek ketangguhan bencana dan perubahan iklim di Maluku sehingga diharapkan warganya dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya," katanya.
Dia berharap berbagai keberhasilan yang dicapai melalui proram APIK khususnya ketanguhan masyarakat terhadap perubahan iklim, dapat direplikasikan di daerah lain di Maluku, mengingat banyak daerah di Maluku yang menghadapi ancaman serupa.
Di Maluku sendiri, masalah perubahan iklim berdampak mengancam mata pencaharian dan mengubah pola kerja masyarakat, mulai mulai dari penangkapan ikan berubah menjadi petani atau sebaliknya serta dari pekerjaan di pedesaan ke perkotaan.
Penangkapan ikan tradisional juga telah terdampak perubahan iklim dan menyebabkan penurunan produktivitas hasil laut, sedangkan di bidang pertanian, musim kemarau berkepanjangan dalam beberapa tahun terakhir, turut mengganggu pola tanam dan produktivitas hasil tani.
Lokasi Maluku yang relatif terpencil merupakan tantangan utama dalam membangun kesiapsiagaan terhadap bencana.
Dalam konteks pulau kecil, bahaya bencana hidrometeorologi yang dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor atau kebakaran hutan dapat membawa dampak yang lebih luas.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019