London (ANTARA News) - Tarian Tor-Tor Saoan Sigale-Gale yang menampilkan atraksi seorang gadis membawa tujuh mangkuk melambangkan tempat air suci untuk membersihkan diri dari pengaruh roh jahat yang diletakkan di kepala dan tangan sambil menari mengelilingi penonton memukau masyarakat Ceko.
Penampilan tarian spiritual asal Sumatera Utara itu digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Praha bekerjasama dengan Musaion Ethnography dalam Peringatan 50 Tahun Perjanjian Kebudayaan Indonesia-Ceko, demikian keterangan Sekretaris I Penerangan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) KBRI Praha (Ceko), Azis Nurwahyudi, kepada ANTARA News, Rabu.
Ia mengemukakan, masyarakat Ceko sangat menikmati sajian berbagai tarian yang disuguhkan rombongan kesenian dari Sumatera Utara yang tengah mengadakan lawatan di Praha, Ceko.
Azis Nurwahyudi mengatakan, acara tersebut diselenggarakan untuk memperkenalkan keragaman budaya Indonesia dan juga guna mempererat persahabatan masyarakat kedua bangsa.
Direktur Musaion Museum, Jirina Langhammerova, dalam sambutannya menyatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah Ceko untuk menjalin hubungan baik dengan Indonesia.
Dalam acara tersebut juga ditampilkan Tari Persembahan yang melibatkan lima gadis mengawali penampilan tim yang dipimpin Kepala BKPM Sumatera Utara, Sabrina.
Selain itu, juga ditampilkan Tari Manduda, Sarama Babiat, Tatak Garo-Garo, Zapin, dan Biring Manggis disajikan silih berganti dengan lagu-lagu Batak yang dinamis.
Masyarakat Ceko pun diajak menari bersama dalam setiap lagu yang dibawakan, sehingga suasana begitu meriah dan terasa bersahabat.
Warga Ceko dan Duta Besar Thailand di Praha yang hadir tampak menikmati suasana Indonesia malam itu, terlebih ketika para penonton diajak mereka menonton bersama dan disuguhi makanan khas Indonesia, seperti ting-ting gepuk dan dodol.
Acara tersebut diakhiri dengan persembahan upacara Mangulosi berupa penghormatan dengan mengalungkan kain ulos khas Batak yang dilakukan Bupati Serdang Gade kepada Duta Besar RI di Ceko, Salim Said, dan Jirina Lenghammerova. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008