Washington (ANTARA News) - Sebuah pesawat penyelidik antariksa AS yang dikirim ke Mars untuk menggali berbagai sinyal kehidupan kini hampir mengakhiri perjalanannya selama sembilan bulan dan akan menyentuh Planet Merah sesuai jadwal, NASA menyatakan Selasa. Pendarat Mars Phoenix, yang diluncurkan dari Tanjung Canaveral pada Agustus lalu, kini dalam perjalanan mencapai planet tersebut pada 25 Mei, dimana pesawat penyelidik itu akan berupaya melakukan pendaratan berbahaya di permukaan Mars. "Ini bukan perjalanan mudik ke rumah nenek. Menempatkan pesawat antariksa dengan aman di Mars penuh dengan risiko dan kesulitan," kata Ed Miller, associate administrator pada Direktorat Misi Ilmiah NASA di Markas Besar NASA, Washington. "Secara internasional, kurang dari separuh dari berbagai upaya mencapai sukses." Tugas pesawat pendarat itu adalah menggali permukaan tanah dan es Mars di kawasan arktik dan menggunakan berbagai peralatan ilmiah di pesawat untuk menganalisa sampel-sampel tanah yang diperolehnya. NASA telah memanfaatkan citra resolusi tinggi dari sebuah kamera pada Mars Recoinnaissance Orbiter untuk membantu memilih lokasi pendaratan bagi Phoenix. Phoenix kemungkinan akan menghadapi suhu dingin Mars, yang berkisar antara minus 73 derajat Celsius hingga minus 33 derajat Celsius. Begitu mendarat, pesawat penyelidik itu akan menempatkan seperangkat peralatan riset yang belum pernah dipakai di planet merah itu. Pesawat yang menggunakan tenaga surya itu dilengkapi dengan lengan robot sepanjang 2,35 meter yang akan asuk secara vertikal ke permukaan Mars, langsung menuju lapisan es yang diyakini terletak beberapa inci dari permukaan Mars. Lengan robot Phoenix akan mengangkat sampel tanah ke dua instrumen di deknya. Satu peralatan akan mencek air dan bahan kimia berbasis karbon, yang dipandang sangat penting dalam membangun kehidupan. Peralatan yang satunya lagi akan menganalisa sifat kimiawi tanah tersebut. Banyak ilmuwan melihat berbagai tanda sungai dan samudera kuno di permukaan Mars yang kering dan steril, dan meyakini planet itu dulunya kemungkinan pernah didiami beragam bentuk kehidupan, demikian laporan AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2008