"Jangan sampai ketika lahir mengalami stunting atau kekerdilan, harus dihindari," ujar Presiden Jokowi.
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa tantangan lima tahun ke depan lebih besar karena pemerintahannya ingin fokus membangun sumber daya manusia (SDM).
"Kita sudah membangun infrastruktur dalam lima tahun dan terus dilanjutkan lima tahun ke depan. Mungkin tantangan lebih besar yaitu membangun SDM," kata Presiden Jokowi dalam pembukaan Muktamar V Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di Nusa Dua, Bali, Selasa malam.
Jokowi mengatakan ke depan pemerintahan ingin benar-benar mempersiapkan anak Indonesia sejak masih dalam kandungan dengan memperhatikan pemberian gizi yang cukup.
Baca juga: Presiden sebut SDM berkualitas modal penting masuk era ekonomi digital
Presiden menjelaskan telah memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kualitas gizi anak sejak dalam kandungan, agar tidak mengalami kekerdilan.
"Jangan sampai ketika lahir mengalami stunting atau kekerdilan, harus dihindari," ujarnya.
Presiden mencontohkan di tahun 2015, angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 38 persen, dan saat ini sudah menurun menjadi 30 persen, namun tetap saja masih termasuk tinggi.
Baca juga: Pidato Presiden tentang SDM unggul ditanggapi positif generasi muda
Presiden mengingatkan bahwa bangsa Indonesia jangan bermimpi bisa bersaing dengan negara lain kalau angka stunting tidak bisa dikecilkan.
"Begitu lahir, makanan bergizi untuk anak harus dipenuhi, dan di saat pendidikan dasar paling penting adalah bangun karakter dan berikan nilai budi pekerti, etika agama, dan toleransi, baru tambahannya matematika," katanya.
Baca juga: Peneliti apresiasi Presiden Jokowi gaungkan pembangunan SDM Indonesia
Presiden menjelaskan pada pendidikan menengah, anak mulai diperkenalkan bagaimana membangun kerja tim dan kerja sama, bagaimana memiliki daya kritis.
Karena, menurut dia, pekerjaan di masa depan berubah, karena ada pekerjaan yang hilang dan muncul yang baru sehingga harus dipersiapkan.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019