Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa ditutup 2.418,900 poin, menguat 40,897 pon atau 1,72 persen dibanding Senin (12/5) pada level 2.378,003 poin didorong turunnya harga minyak di pasar internasional. "Penurunan harga minyak dari 126 dolar AS per barel menjadi 123 dolar AS per barel, mendorong indeks harga saham di pasar global juga terangkat," kata Analis PT Valbury Asia Sekuritas, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA News, di Jakarta, Selasa. Selain IHSG, BEI juga mencatat kenaikan indeks LQ sebesar 9,64 poin menjadi 518,911 poin. Menurut Krisna, indeks Dow Jones di Bursa Saham New York (NYSE) tercatat menguat 130 poin menjadi pada level 12.876 poin. "Secara keseluruhan sentimen pasar terangkat seiring munculnya optimisme baru bahwa harga minyak kemungkinan akan tertahan pada kisaran 120 dolar AS per barel. Padahal sebelumnya sejumlah pihak mengkhawatirkan bahwa harga emas hitam tersebut bisa mencapai 150 dolar AS per barel," ujarnya. Sedangkan faktor positif dari dalam negeri yang mendorong indeks masuk ke teritori positif adalah rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir Mei 2008. "Kenaikan BBM juga memberikan kepastian prospek atau outlook makro ekonomi Indonesia ke arah yang positif, terutama bagi investor asing," katanya. Dengan demikian, faktor-faktor regional dan internal dalam negeri mendorong sentimen "bullish" (penguatan) saham-saham di pasar Indonesia, selain juga emiten-emiten yang di BEI dalam laporan keuangan tahun buku 2007 mencatat kinerja keuangan yang umumnya membaik. "Bahkan, kinerja keuangan sejumlah emiten yang sudah melaporkan performa kuartal I 2008 menunjukkan kenaikan laba yang fantastis," ujarnya. Selain IHSG di BEI, indeks saham di Hang Seng di Bursa saham Hongkong pada penutupan perdagangan Selasa (13/5) 489 poin menjadi 25.552 poin, indeks Nikkei di Bursa Tokyo naik 210 poin ke posisi 13.953 poin, dan indeks Straits Times melonjak 23 poin menjadi 3.203 poin. Secara keseluruhan, total nilai transaksi pada perdagangan Selasa (13/5) mencapai Rp4,82 triliun dengan volume transaksi sebanyak 3,34 miliar lembar dengan frekuensi saham yang berpindah tangan sebanyak 82.676 kali. Saham PT Timah (TINS) mencatat kenaikan harga tertinggi, melonjak Rp1.100 atau naik 3,33 persen menjadi Rp34.150 dari penutupan Senin (12/5) Rp33.050 per lembar. Saham produsen timah "plat merah" diperdagangkan senilai Rp100,199 miliar, dengan total volume transaksi 2,94 juta lembar. Selanjutnya, saham PT LionMesh Prima naik Rp600 atau 28,57 persen menjadi Rp2.700 dari sebelumnya Rp2.100 dengan nilai transaksi Rp5,4 juta atau total volume 2.000 lembar. Kenaikan juga dialami saham Astra Internasional Indonesia (ASII), melonjak Rp550 atau naik 2,7 persen menjadi Rp20.950 dari sebelumnya Rp20.400, dengan nilai transaksi Rp117,91 miliar, volume perdagangan 5,6 juta lembar. Selanjutnya, Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik Rp500 atau 3,66 persen menjadi Rp14.150 dari sebelumnya Rp13.650 dengan nilai transaksi Rp350,39 miliar dengan total volume 24,8 juta lembar. Sedangkan Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp400 atau 1,63 persen menjadi Rp24.900 dari sebelumnya Rp24.500, nilai transaksi Rp68,26 miliar, total volume 2,75 juta lembar. Sementara itu, saham yang tercatat turun adalah saham KKGI. Tergerus Rp200 atau 12,5 persen menjadi Rp1.400 dari sebelumnya Rp1.600 nilai transaksi Rp16,8 juta, dengan total volume 12.000 lembar. Disusul PT Batubara Bukit Asam (PTBA) merosot Rp100 atau 0,88 persen menjadi Rp11.300 dari sebelumnya Rp11.400, nilai transaksi Rp146,79 juta, denganvolume 12,91 juta lembar. Sedangkan saham Unilever (UNVR) turun Rp100 atau 1,46 persen menjadi Rp6.750 dengan nilai transaksi Rp13,9 juta, volume transaksi 2,01 juta lembar. Volume transaksi tertinggi dicatat saham PT Bakrie & Brothers (BNBR) mencapai 555,53 juta lembar meski harga sahamnya hanya naik Rp10 dibanding hari sebelumnya menjadi Rp520 per lembar dengan tilai transaksi Rp294,38 miliar. Disusul Bank Niaga berpindahtangan 189,88 juta lembar dengan kenaikan harga saham Rp70 dari Rp700 pada transaksi Senin (12/5) menjadi Rp770 per lembara, dengan nilai transaksi Rp144,25 miliar. Sementara total nilai transaksi tertinggi ditempati saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai Rp963,24 miliar pada harga Rp7.600 per lembar, naik Rp250 dari sebelumnya Rp7.350. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008