Jakarta (ANTARA News) - Kondisi bursa saham yang kurang bagus belakangan ini diperkirakan bakal berakhir pada awal semester II dan selanjutnya indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi berbalik arah (rebound). "Saya optimis semester II akan rebound melebihi kenaikan awal tahun ini. Kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu pendorong ke arah rebound," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Erry Firmansyah, di Jakarta Selasa. Menurut dia, sinyal positif kenaikan IHSG itu terlihat dari kenaikan nilai transaksi pada bulan April sebesar empat persen. "Hal ini disebabkan oleh transaksi tutup sendiri (cross selling) saham Bakrie Brothers (BNBR)," ujarnya. Dia mengemukakan pada bulan Maret terjadi net selling (aksi jual bersih) investor sebesar Rp2,68 triliun, namun pada bulan April terjadi net buying (aksi beli bersih) Rp1,5 triliun. "Meski masih minus, kondisi itu tanda baik karena pasar sudah berbalik, investor asing sudah masuk kembali," katanya. Erry mengatakan, kepastian kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah akan mengurangi beban defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sehingga laju inflasi dapat dikendalikan. "Ini yang diharapkan investor sehingga minat mereka meningkat," katanya. Para investor jelas dia, justru akan bertambah panik jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Pasalnya, hal tersebut akan semakin membebani anggaran pemerintah. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008