Jakarta (ANTARA News) - Rapat Internal Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa, secara aklamasi memutuskan, Hartadi A Sarwono, untuk menduduki deputi gubernur Bank Indonesia yang kedua kalinya setelah melakukan uji kelayakan dan kepatutan kepada dua calon deputi gubernur yang diajukan Pemerintah. "Rapat memilih secara aklamasi, yang diikuti sekitar 30 anggota komisi XI dari 10 fraksi," kata Ketua Komisi XI DPR RI, Awal Kesumah, seusai memimpin rapat internal tersebut. Sebelumnya, Hartadi A. Sarwono diangkat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia sesuai Keputusan Presiden NO.102/M TAHUN 2003, tertanggal 13 Juni 2003 dan berakhir pada 13 Juni 2008. Selain Hartadi, pemerintah mengajukan nama Direktur Eksekutif IMF (Dana Moneter Internasional), Perry Warjio sebagai calon deputi gubernur BI. Menurut Awal, dewan menilai, Hartadi layak menduduki jabatan tersebut karena memiliki pengalaman dan kematangan di posisi deputi gubernur BI. "Selain itu menjadi pelengkap gubernur Bank Indonesia yang baru," katanya. Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengatakan, dewan menilai Hartadi memiliki pandangan yang independen. "Dalam kondisi seperti saat ini ia memiliki pandangan yang independen dan jernih tidak takut berbeda dengan pemerintah," katanya. Selain itu, menurut dia, Hartadi dapat bekerja sama dengan DPR secara baik. "Selama ini kita lihat ya dia mampu untuk bekerjasama dengan baik, selain dengan pemerintah juga dengan DPR," katanya. Sementara itu, dalam uji kelayakan dan kepatutan, Hartadi mengungkapkan perlunya meningkatkan kerja sama yang baik antara otoritas kebijakan moneter dengan otoritas kebijakan fiskal serta penyelarasan kebijakan makro dan mikro ekonomi. "Saya kira kompleksitas persoalan yang kita hadapi saat ini menekankan pentingnya tidak saja policy mix (campuran kebijakan) fiskal dan moneter, namun juga perlunya sinergi kebijakan makro-mikro ekonomi dalam suatu koordinasi yang efektif," katanya. Untuk mewujudkan sinergi yang efektif antara fiskal dan moneter menurut dia, perlu adanya bentuk pemimpin dan pengikut (leader-follower) dalam pengambilan keputusan tersebut. Menurut dia, pilihan apakah kebijakan fiskal terlebih dahulu baru kemudian kebijakan moneternya mengikuti ataukah sebaliknya (leader-follower) tergantung pada kondisi perekonomian yang terjadi. Selain itu, Hartadi juga mendorong perbankan untuk meningkatkan manajemen resiko terkait dengan gejolak global yang terjadi saat ini. Hartadi A Sarwono yang terlahir di Jakarta, 10 Agustus 1952, menyelesaikan pendidikan Sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelar MA di bidang Macroeconomics dan PhD di bidang Monetary Theory and Policy, ia peroleh dari University of Oregon, Eugens-Oregon, Amerika Serikat. Karier Hartadi dimulai sebagai staf di Bank Indonesia pada tahun 1980. Tahun 1997-1990, ia menjabat sebagai Deputi Direktur di Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter. Kemudian pada 2000 dipercayakan sebagai direktur di direktorat tersebut. Pada tahun 2003, Hartadi menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Tokyo.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008