Jayapura (ANTARA) - Aktivitas masyarakat di Kota Jayapura, Papua, hingga Selasa malam, kembali normal setelah demo damai yang digelar pada Senin (19/8).

Dari pantauan di lapangan, kegiatan perkantoran, lingkungan sekolah hingga pertokoan di sepanjang jalan kembali buka seperti biasa.

Destiana Utami salah seorang warga Jayapura kepada Antara mengatakan pada Selasa jalanan mulai ramai dan toko-toko penjual makanan pun sudah buka seperti biasa.

Baca juga: Massa tiba di Kantor Gubernur Papua Jayapura

"Kalau Senin (19/8) waktu saya berangkat kerja, jalanan sepi, toko-toko makanan langganan saya pun tutup, agak takut, tetapi semua sudah kembali normal dan ini membuat lega untuk beraktivitas kembali," katanya.

Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap warga setempat yang melakukan aksi demo damai dengan berjalan kaki namun tidak anarkis.

Baca juga: PGI: semua elemen rakyat bangun budaya dialog tanggapi kerusuhan Papua

"Dengan tidak melakukan tindakan anarkis dan terprovokasi, sudah membuktikan bahwa masyarakat Papua adalah manusia yang bermartabat tinggi," katanya.

Menurut Lukas, pihaknya juga sudah menerima aspirasi dan akan meneruskannya kepada pemerintah di Jakarta karena pemerintah daerah adalah perwakilan pusat.

Sebelumnya, aksi demo damai yang dilakukan dengan berjalan kaki dari Waena menuju Kantor Gubernur Dok II Jayapura tersebut dimulai sejak pukul 09.30 WIT pada Senin (20/8).

Rombongan pendemo tiba di Kantor Gubernur Dok II Jayapura terbagi menjadi tiga gelombang sekitar pukul 15.36 WIT dan bubar pada pukul 18.30 WIT.

Pendemo diterima secara langsung oleh Gubernur Papua, Sekda Provinsi Papua beserta jajaran, perwakilan DPRP, Majelis Rakyat Papua dan lainnya.

Sempat terjadi aksi lempar air mineral dalam kemasan gelas plastik, namun dapat diredakan dengan cepat sebelum semakin membesar.

Akhirnya massa duduk dengan tertib di halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura sambil mendengarkan orasi dari masing-masing perwakilan tokoh agama, pemuda, perempuan hingga adat dan tanggapan dari pihak pemerintah hingga selesai.

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019