"Dana eksplorasi untuk sepanjang tahun (2019) dan penggunaannya sejauh ini sudah sesuai rencana," kata Wakil Presiden Direktur dan CEO PT Agincourt Resources Tim Duffy kepada wartawan yang berkunjung ke lokasi pertambangan emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Selasa.
Ia mengatakan Agincourt pada tahun ini memiliki agenda untuk melakukan eksplorasi lanjutan di lokasi yang berbeda untuk menemukan cadangan emas baru.
Menurut Tim Duffy, sumber daya mineral di tambang Martabe per akhir Desember 2018, diperkirakan mencapai 8,1 juta oz emas dan 69 juta oz perak.
Sementara cadangan emas Martabe sekitar 4,5 juta oz yang tersebar di tiga pit yang sudah dioperasikan yaitu Purnama Pit, Ramba Joring Pit dan Barani Pit. Tiga lainnya yaitu Uluala Hulu, Tor Uluala dan Horas belum beroperasi.
Dari cadangan yang ada tersebut, Tim Duffy memperkirakan umur deposit tambang emas Martabe mencapai 15 hingga 16 tahun. "Sehingga kegiatan eksplorasi lanjutan yang cukup agresif diperlukan untuk memperpanjang umur deposit tambang Martabe," katanya.
Selain memperpanjang umur cadangan, menurut Tim Duffy, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian tambang emas Martabe.
Perseroan menargetkan biaya produksi tambang Martabe bisa ditekan hingga di bawah 600 dolar AS per oz. Sementara produksi emasnya ditargetkan meningkat hingga mencapai 400.000 oz tahun ini.
Peningkatan target tersebut, lanjutnya, sejalan dengan pencapaian kinerja penjualan pada tahun 2018 yang mencapai 412.000 oz emas dan 3,3 juta oz perak.
Peningkatan target produksi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Apalagi saat ini harga emas dunia menunjukkan tren kenaikan.
"Kenaikan harga emas memang memberikan prospek positif bagi perusahaan. Namun kami tetap fokus saja untuk terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi," katanya.
PT Agincourt Resources merupakan pengelola Tambang Emas Martabe, yang 95 persen sahamnya dikuasai oleh PT Danusa Tambang Nusantara sedangkan sisanya 5 persen dipegang oleh BUMD milik pemda yaitu PT ANA. Dana Tambang Nusantara merupakan perusahaan grup Astra International melalui kepemilikan PT United Tractors dan PT Pamapersada Nusantara masing-masing 60 dan 40 persen.
Baca juga: Agincourt Resources targetkan produksi emas 350.000 ounces pada 2019
Baca juga: Saham pemda di tambang emas Martabe tidak berubah
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019