Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan situasi inflasi pada tahun berjalan 2008 tidak akan seburuk 2005 karena kenaikan harga BBM bersubsidi yang jauh lebih kecil dari tahun 2005 dan tidak adanya gejolak harga beras sehingga laju inflasi 2008 diperkirakan akan bisa dikendalikan."Kalau dulu (2005-red) saat kenaikan harga BBM dua kali, harga beras kan juga sedang tinggi. Sedangkan sekarang kan cenderung menurun," kata Deputi Kemeneg PPN/Kepala Bappenas Bidang Evaluasi, Bambang Widianto di Jakarta, Selasa.Meski demikian, katanya, inflasi untuk bulan Mei ini dipastikan akan terpengaruh oleh ketidakpastian pemerintah dalam mengumumkan kapan dan besaran kenaikan harga BBM."Ya itu yang namanya ekspektasi inflasi," katanya Sementara itu, Deputi Kemeneg PPN/Bappenas bidang Ekonomi, Slamet Seno Adji, mengatakan akumulasi dua kali kenaikan harga BBM tahun 2005 masing-masing sebesar 30% dan 125% telah menjadi tekanan kuat bagi tercapainya inflasi tinggi, sedangkan tahun 2008, nilai kenaikan rata-rata BBM 30%. Meski begitu, kata Seno, pihaknya mengakui bila potensi kenaikan inflasi melebihi level yang ditargetkan dalam APBN Perubahan 2008 sebesar 6,5 persen. "kecenderungan untuk lebih tinggi dari 6,5% masih sangat besar, tapi itu pun masih tergantung dari kebijakan yang diputuskan," kata dia. Laju inflasi tahun 2005 mencapai 17,11 persen, dengan sumbangan terbesar berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 3,89 persen. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, pihaknya memproyeksikan laju inflasi 2008 akan berada dalam level tinggi, berkisar antara 8,5-9,5% atau naik dari proyeksi 6,5% dibanding APBN Perubahan 2008. "Inflasi akan berada di angka 8,5-9,5%. Dan cukup sulit bagi pemerintah mengendalikan inflasi di angka 6%," ujar Menkeu. Proyeksi inflasi tinggi juga menurunkan proyeksi laju pertumbuhan ekonomi sepanjang 2008 yang diperkirakan mencapai 6,0 persen, atau lebih lambat dari proyeksi awal pertumbuhan ekonomi di APBN P 2008 sebesar 6,4 persen dan pertumbuhan ekonomi pada APBN 2008 sebesar 6,8 persen.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008