Teheran, (ANTARA News) - Iran pada Selasa menyatakan telah menangkap 12 tersangka pembom masjid kota Shiraz, yang mengaku dilatih dan dibiayai Amerika Serikat dan Inggris.
"Sejauh ini, 12 orang terlibat dalam teror tersebut ditangkap. Mereka adalah agen utama," kata jurubicara kejaksaan, Ali Reza Jamshidi.
Dia menyatakan bahwa yang bersalah akan mendapat hukuman "paling keras".
"Yang ditangkap itu dengan jelas mengaku punya hubungan dengan orang asing, khususnya Inggris dan Amerika Serikat," katanya dalam jumpa pers.
"Mereka mendapatkan latihan dari orang asing untuk membuat bom. Itu menjadi jelas dan terbuka dari rekening bank. Orang asing itu memberi dukungan keuangan kepada teroris," katanya.
Jamshidi mengemukakan, polisi juga menemukan peledak dan bahan bom, yang akan digunakan untuk bergerak di tempat ramai lain.
Pada Senin, Jamshidi mengatakan bahwa Iran kemungkinan menempuh langkah hukum terhadap Amerika Serikat dan Inggris, menyusul ledakan pada 12 April itu.
Ledakan itu terjadi di masjid penuh umat yang sedang mendengarkan khotbah ulama terkemuka setempat. Sejumlah 13 orang tewas akibat ledakan itu.
Pada pekan lalu Iran menuding kelompok pendukung kerajaan, yang didukung Barat, melakukan pemboman hingga melukai 200 orang.
Iran menuding agen Amerika Serikat dan Inggris yang bersarang di Irak dan Afganistan melakukan serangan maut pada beberapa tahun terahir ini di propinsi-propinsi perbatasan. Di wilayah-wilayah tersebut sebagian besar penghuninya adalah dari suku minoritas.
Namun, serangan di Shiraz adalah yang pertama kali terjadi setelah rentang waktu puluhan tahun di jantung negara Persia itu.
Shiraz adalah salah satu kota paling terkenal untuk tujuan wisata. Di kota itu terdapat situs kuno dari zaman kerajaan Achaemenid, yang memerintah sebagian besar Asia tengah dan baratdaya sejak 550 hingga 331 Sebelum Masehi.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008