Penajam (ANTARA) - Sebanyak 507 warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur terserang malaria sepanjang Januari hingga Agustus 2019 yang tercatat di pusat-pusat pelayanan kesehatan daerah setempat

"Serangan malaria cukup tinggi, tercatat hingga Agustus 2019 mencapai 507 kasus," ucap pengelola program malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Ponco Waluyo ketika ditemui, Selasa.

Namun dipastikan tertularnya penyakit malaria tersebut didominasi dari daerah luar Kabupaten Penajam Paser Utar, yakni dari wilayah Bongan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser.
Baca juga: Malaria penyakit dengan urutan tertinggi di RSUD Paniai

Dari hasil analisa menurut Ponco Waluyo, faktor penyebaran malaria di wilayah Penajam Paser Utara diketahui mayoritas warga tertular dari daerah tetangga.

"Hanya sekisar 10 persen warga tertular malaria di wilayah Penajam Paser Utara atau sekitar 53 orang dari 507 warga yang tercatat terserang malaria," katanya.

Ratusan warga yang terdeteksi positif menderita penyakit malaria tersebut lanjut Ponco Waluyo, ditangani delapan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Laporan warga yang terserang malaria sepanjang 2019 itu merupakan hasil laporan penanganan delapan puskesmas yang berada di empat kecamatan," ujarnya.
Baca juga: Nila Moeloek imbau selamatkan bakau untuk atasi malaria

Sejak awal 2019 jelas Ponco Waluyo, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara telah mendirikan pos malaria hutan di daerah itu.

Pos malaria hutan tersebut tambahnya, khusus didirikan di kilometer 17 jalan Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Bongan, Kabupaten Kutai Barat.

"Pos itu didirikan bertujuan menekan penyebaran malaria dari luar daerah masuk ke wilayah Penajam Paser Utara," ucap Ponco Waluyo.

Kabupaten Penajam Paser Utara masih endemis penyakit malaria dengan ditemukannya 507 warga terserang malaria dari pemeriksaan secara klinis maupun laboratorium tersebut.
Baca juga: Kabar gembira, telah ditemukan insektisida anti-malaria terbaru

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019