Mamuju (ANTARA News) - Juru bicara presiden Andi Mallarangeng mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa memahami banyaknya demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM yang dilakukan berbagai pihak terutamanya mahasiswa beberapa waktu ini. "Kalau soal demonstrasi mahasiswa, itu hal biasa. Inikan negara demokrasi. Oleh karena itu, boleh saja ada yang demonstrasi," kata Andi yang ditemui di sela mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa. Tetapi, Andi mengingatkan, kebebasan berdemonstrasi itu hendaknya harus dijalankan dengan tertib dan damai serta pengunjuk rasa menjauhi berbagai tindakan yang menjurus pada tindakan anarkis. "Masyarakat Indonesia adalah manusia yang dewasa dan matang serta siap untuk berdemokrasi. Kalau mengenai tuntutan-tuntutan mahasiswa kan sudah langsung dijawab oleh Presiden saat di Unair Surabaya," kata Andi. Meski begitu, lanjut Andi, Presiden sangat memahami posisi mahasiswa yang pada dasarnya selalu berusaha untuk menyampaikan aspirasi rakyat. "Ya mudah-mudahan teman mahasiswa juga bisa melihat dengan pikiran yang jelas bagaimana situasi negara sekarang dan situasi APBN kita," katanya. Andi mengulangi pernyataan Presiden yang menyebutkan bahwa kenaikan harga BBM merupakan pilihan terakhir yang akan diambil pemerintah dalam menghadapi lonjakan harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai 125 dolar AS per barel. "Kita harapkan harga minyak mentah dunia dalam waktu dekat akan turun. Tetapi jika tidak maka kita harus melakukan sesuatu," katanya. Andi menjelaskan rencana kenaikan harga BBM merupakan hal yang sangat wajar mengingat besarnya subsidi BBM di APBN apabila harga minyak dunia terus melejit di atas 125 dolar per barel. "Yang penting kompensasi pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM), Kredit Usaha rakyat (KUR), dan BLT harus dilaksanakan dengan baik," kata Andi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008