"Kami berharap pada pilkada di delapan kabupaten/kota di Malut tahun 2020 ada parpol yang mengusung perempuan baik sebagai bupati/wali kota dan wakil bupati/wakil wali kota," kata tokoh perempuan di Malut, Hadijah, di Ternate, Selasa.
Dalam pelaksanaan pilkada di Malut baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota sejak provinsi Malut terbentuk tahun 1999, belum pernah parpol mengusung perempuan maju pada pilkada walaupun ada perempuan yang mendaftar.
Baca juga: Anggota DPD-RI maju pilkada Ternate
Menurut dia, banyak perempuan di Malut memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin daerah, baik dari segi kemampuan manajerial dan intelektual maupun dukungan masyarakat.
Banyaknya perempuan di Malut yang terpilih dalam pemilihan legislatif, baik untuk DPR RI dan DPD RI maupun DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota menjadi salah satu bukti bahwa perempuan di daerah ini memiliki kemampuan di bidang politik.
Baca juga: 270 daerah di Indonesia gelar Pilkada pada 2020
Pada pemilu legislatif 2019 misalnya khusus untuk DPR RI dari tiga kursi kuota Malut, dua kursi di antaranya diisi oleh perempuan. Begitu pula untuk DPD RI, perempuan meraih satu kursi dari empat kursi yang diperebutan.
Keberhasilan figur perempuan di sejumlah daerah di Indonesia dalam memimpin daerah, seperti di Kota Surabaya tidak mustahil akan terlihat pula di Malut, kalau figur perempuan terbaik di daerah ini mendapat kepercayaan dari parpol untuk diusung pada pilkada 2020 nanti.
Ia mengharapkan pada parpol untuk tidak mensyaratkan mahar politik dalam memberikan rekomendasi dukungan kepada calon yang akan diusung pada pilkada 2020 nanti. Karena persyaratan seperti itu membuat figur perempuan tidak berminat mendaftar.
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019