Pangkalpinang (ANTARA News) - Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi RI bidang media massa, Dr. Henri Subiakto, menyatakan, media massa harus bisa membangkitkan rasa nasionalisme kebangsaan, bukan malah memfasilitasi media asing, padahal adakalanya informasi yang diberikan bernuansa propaganda."Tokoh kebangsaan seperti Sutomo, Wahidin Sudirohusodo dan pelaku sejarah lainnya adalah wartawan yang membangkitkan semangat kebangsaan dan ketahanan kebangsaan melalui medianya," katanya di Pangkalpinang, Selasa.Ia mencontohkan, Dr. Sutomo memiliki koran Retno Gumilah, Wahidin juga. Semua punya koran, semua bangkitkan semangat bangsa, media sekarang harusnya juga bisa," ujarnya disela kegiatan Sosialisasi kebijakan strategis dan utama nasional dalam rangka "Satu abad kebangkitan nasional, memperkokoh NKRI". Henri yang juga ketua dewan pengawas Perum LKBN ANTARA itu menyayangkan masih banyak media di Indonesia yang memfasilitasi media internasional. Ia mencontohkan radio yang menyuarakan kepentingan Amerika Serikat yaitu "Voice of America", begitu juga dengan aktivitas serupa yang menyuarakan kepentingan Inggris yaitu British Broadcasting Corporation (BBC) dan Australia Broadcasting Corporation (ABC). "Ngapain seperti itu, ambil lah siaran radio kita sendiri tidak harus RRI bisa juga Elshinta atau lainnya," ujar direktur lembaga konsumen media itu. Henri mempertanyakan nasionalisme dari pemilik media kalau memfasilitasi yang jelas-jelas merupakan propaganda negara lain. Ia menegaskan perlunya resiprokal, disatu sisi membangkitkan semangat nasionalisme melalui tulisan atau peryataan dan disisi lain juga memfasilitasi negara. Ia menyatakan, berita-berita internasional boleh masuk sebagai bagian dari keterbukaan tapi diingatkannya harus ada keseimbangan dan resiprokal. "Kalau perlu berita ambil dari RRI. Toh RRI sudah berubah atau ambil radio Elshinta atau apa kerjasama lah. Jangan hanya berorientasi ke luar negeri padahal kita negara besar," ujar dosen program pasca sarjana studi media dan komunikasi Universitas Airlangga itu. Ia juga mengingatkan media perlunya mengetahui dan membaca buku 100 tahun kebangkitan nasional dan 100 tahun perjuangan pers Indonesia. Kordinator masyarakat komunikasi Indonesia itu mengkritik banyaknya wartawan memfasilitasi propaganda asing melalui siaran radio VOA, BBC dan ABC.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008