Sukabumi (ANTARA News) - Kebijakan pemerintah untuk membatasi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terkait rencana kenaikan harga BBM menyebabkan perekonomian di Kota Sukabumi terganggu, seperti halnya sejumlah kios bensin di Kota Sukabumi tidak beroperasi (tutup).
Pantauan ANTARA, Selasa, dilaporkan, sejumlah kios bensin di beberapa titik di Kota Sukabumi tutup sejak seminggu yang lalu karena para pedagang kios bensin tidak boleh membeli bensin atau solar dengan jerigen atau drum di SPBU.
Hal ini dilakukan guna mengantisipasi penyalahgunaan BBM di saat rencana kenaikan harga BBM pada Juni 2008.
Kios bensin yang tutup itu, antara lain, kios bensin yang berada di Jalan Keramat, Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi, Cemerlang, Lembur Situ dan beberapa jalan lainnya di Kota Sukabumi.
Pemblian BBM dengan jerigen dan drum dilarang
Bahkan, para pedagang mengeluhkan larangan pembelian BBM dengan menggunakan jerigen atau drum di SPBU, pasalnya itu merupakan mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
"Saya heran, mengapa kami yang hanya membeli BBM dengan menggunakan jerigen dilarang, padahal kami kan tidak melakukan penimbunan. Kami menjualnya kembali kepada masyarakat dengan keuntungan Rp500/liter," kata salah seorang pedagang di Jalan Keramat, Asep (30).
Menurut dia, dengan adanya pelarangan pembelian dengan menggunakan jerigen, maka usahanya tutup.
"Hampir seminggu usaha saya tutup karena tidak boleh membeli BBM dengan jerigen di SPBU," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, Deden Mukhlisin, menyayangkan kebijakan pemerintah yang melarang pembelian BBM dengan menggunakan jerigen, pasalnya pelarangan tersebut sangat berdampak terhadap para pedagang kecil.
"Para pedagang kecil, seperti kios bensin dan tempat penggilingan padi tidak akan bisa beroperasi bila ada kebijakan pemerintah ini terus dilakukan," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya meminta kepada Pemkot Sukabumi untuk memberikan kebijakan agar para padagang kecil bisa diberikan pengecualian untuk membeli BBM dengan menggunakan jerigen.
Ia mengaku tidak setuju dengan rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM karena yang menjadi korban masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki usaha kecil.
"Para usaha kecil akan bangkrut dan tingkat kriminalitas di Kota Sukabumi akan meningkat," katanya seraya menambahkan angka kemiskinan di Kota Sukabumi juga akan bertambah.
Ditempat terpisah, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas) Sukabumi-Cianjur, Andri Hamami, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi dampak dari pembatasan pembelian SPBU.
"Karena ini merupakan kebijakan pemerintah pusat. Saya juga sedang mencari jalan agar para usaha kecil ini bisa beroperasi," kata Andri yang memiliki SPBU di Jalan Otista.
Ia juga meminta kepada Kapolresta Sukabumi AKBP Rudy Antariksawan untuk memberikan kelonggaran, khususnya kapada para pedagang kecil agar para usaha kecil ini bisa membuka usahanya kembali.
"Kalau perlu, mereka yang membeli BBM dengan menggunakan jerigen atau drum diawasi langsung dan didata oleh aparat kepolisian, sehingga tidak ada penyalahgunaan BBM," ujarnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008