Jakarta (ANTARA News) - PT PLN membentuk tim hemat energi yang akan melakukan asistensi dan supervisi (pengawasan) upaya hemat listrik pada setiap gedung dan rumah. "Bulan Juni sudah efektif (tim bekerja). Tim melakukan asistensi kepada penglola gedung apa yang bisa dihemat," kata Direktur Jawa Madura Bali PT PLN, Murtaqi Syamsudin, dalam peluncuran tim hemat energi untuk wilayah distribusi Jakarta dan Tangerang serta Jawa Barat dan Banten, di Jakarta, Selasa. Kinerja tim akan dievaluasi dalam waktu dua bulan untuk dilihat kemungkinan implementasi program asistensi dan supervisi penghematan energi pada pelanggan besar. "Targetnya pemakaian Juni nanti harus di bawah 80 persen dari rata-rata pemakaian nasional pada daya dan kelompok tarif. Kita masih punya waktu," ujarnya. Upaya dimulai di dua unit wilayah distribusi (Disjaya dan Jabar-Banten) karena porsi konsumsi listrik di daerah tersebut mencapai 52 persen dari konsumsi nasional. "Kita harapkan dampak penghematan energi bisa langsung terasa. Seluruh unit yang ada di luar wilayah itu akan segera membentuk regu seperti ini," tambahnya. General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Purnomo Wili mengatakan pihaknya juga akan melakukan penghematan konsumsi listrik pada papan iklan. "Ada dua cara, kami meminta pemilik papa iklan untuk mengurangi konsumsi listrik atau kami yang akan menguranginya," kata Purnomo. Ia menargetkan penghematan hingga 10 juta KWH selama sebulan, apalagi jika pemilik papan iklan mau mengurangi jumlah lampu yang digunakan. "Kami akan pasang `timer` yang tadinya lampu `billboard` menyala pukul enam sore dan mati pada pukul enam pagi, nantinya kita majukan menjadi pukul 12 malam matinya," jelasnya. Harus dihemat Upaya menghemat energi, menurut Murtaqi, sangat mendesak untuk dilakukan. Subsidi listrik yang diberikan pemerintah sebesar Rp60,3 triliun, dengan jatah BBM sebanyak 9,1 juta kilo liter. "Kalau kita hitung dengan dua kondisi itu, maka tahun 2008 ini pelayanan kita bisa terpengaruh, kita hanya bisa meng`cover` pertumbuhan 1,42 persen," ujarnya. Murtaqi menjelaskan, tahun lalu pertumbuhan konsumsi listrik nasional mencapai 6,7 persen. Jika dibatasi menjadi 1,42 persen akan berdampak luas pada perekonomian. "Orang yang mau tambah daya untuk kegiatan usaha bisa tidak terlayani. Kalau tidak ada upaya khusus bagi pelanggan yang sudah ada," jelasnya. Ia mengungkapkan konsumsi BBM PT PLN selama triwulan pertama 2008 telah melampaui alokasi yang diberikan. "Naik sekitar 6 persen (konsumsi BBM-nya). Kita harus segera lakukan penghematan, kalau kita lakukan bersama secara serentak bisa saja kita kendalikan,"ujarnya. Selain melakukan penghematan konsumsi listrik, PLN juga melakukan efisiensi pasokan gas untuk pembangkit besar yang berada di Jawa maupun luar Jawa dan menambah pasokan minyak bakar daripada solar. "Kita lakukan hal itu di PLTG Tambak Lorok yang belum dapat gasnya (baru dapat tahun 2011)," tambahnya. PLN, menurut dia, juga harus melakukan upaya efisiensi biaya yang dapat dikontrol seperti biaya administrasi umum, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan dengan menekan susut jaringan. "Upaya lain yang harus dilakukan PLN adalah dari sisi pemakaian listrik dengan mengontrol pemakaian pada waktu beban puncak. Seperti pelanggan yang pemakaiannya kurang efisien dikenakan tarif non subsidi," tuturnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008