Promosi pariwisata dengan event ini cukup efektif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Sleman (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar "event sportourism" jelajah wisata bertajuk "Ngadem Sik" di Desa Wisata Tunggularum, Turi, pada 25 Agustus 2019, untuk memperkenalkan potensi wisata di kawasan lereng Gunung Merapi sisi barat.

"Event dua tahunan ini untuk mengenalkan Desa Wisata Tunggularum di Girikerto, Turi. Jelajah wisata ini akan mengambil start dan finish di Bumi Perkemahan Lembah Merapi, Sidorejo, Girikerto, Turi, Sleman.," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Selasa.

Menurut dia, tema jelajah wisata tahun ini sengaja dipilih dalam Bahasa Jawa yakni "Ngadem Sik" yang berarti mencari udara dingin dan segar dahulu.

"Kawasan Desa Wisata Tunggularum merupakan daerah lereng Merapi yang berhawa dingin dan sejuk. Lingkungan alamnya masih cukup asri," katanya.

Ia mengatakan, Kecamatan Turi memang terkenal dengan banyak desa wisata baik yang sudah mapan maupun yang baru tumbuh. Desa Wisata Tunggularum ini termasuk dalam kategori tumbuh.

"Di Turi ini setidaknya ada sembilan desa wisata," katanya.

Baca juga: Hutan Gunung Merapi terbakar

Sudarningsih mengatakan, promosi pariwisata dengan event ini cukup efektif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Event Jelajah Wisata 2019 ini sudah ada 600 lebih peserta yang mendaftar. Target kami sebanyak 1.000 peserta," katanya.

Ia mengatakan, dengan jumlah peserta tersebut, secara tidak langsung bisa mempromosikan desa wisata dari mulut ke mulut.

"Peserta yang sudah mendaftar banyak yang dari luar daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Kalimantan," katanya.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Eka Priastana Putra mengatakan upaya untuk mengenalkan desa wisata di Sleman bisa dilakukan dengan memperbanyak event dengan mengundang peserta dari luar daerah.

"Potensi desa wisata di lereng Merapi sangat besar. Oleh karenanya, pembinaan dan pengembangan desa wisata terus digencarkan. Potensi itu terutama potensi alam dan kekayaan budaya," katanya.

Baca juga: BUMN hadir di lereng Merapi meriahkan Kemerdekaan RI

Ia mengatakan, pada Jelajah Wiasata 2019 banyak peserta dari luar daerah sehingga menjadi peluang desa wisata untuk menyediakan homestay bagi para peserta.

"Peserta dari luar daerah kami akan arahkan untuk tinggal di homestay yang ada di sekitar lokasi sehingga tidak harus menginap di hotel. Apalagi event akan dimulai pada pagi hari sehingga memudahkan peserta untuk datang pagi," katanya.

Menurut dia, ada banyak rumah warga di sekitar Bumi Perkemahan Lembah Merapi dan Desa Wisata Tunggularum yang siap dijadikan tempat menginap peserta jika diinginkan.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa peserta akan menempuh jarak kurang-lebih 8 kilometer. Adapun batasan usia minimal yang diperbolehkan mengikuti kegiatan ini ialah 12 tahun.

"Kami mengedepankan keamanan ya. Ini sesuai dengan Sapta Pesona. Selain itu kegiatan jelajah wisata ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat kepada alam sekitar. Nanti di sepanjang jalur jika menemukan sampah juga akan dikumpulkan," katanya.
Baca juga: Kabupaten Sleman raih penghargaan pariwisata terbaik

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019